Direktur Jalan Bebas Hambatan dan Perkotaan Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan dari uji beban yang digelar pekan ini menunjukan Japek II layak beroperasi dan tidak memunculkan masalah baru di sisi konstruksi. “Uji bebannya bagus, sesuai dengan simulasi, model teknisnya, jadi bagus,” katanya di Gedung Sate, Bandung, Rabu (25/9).
Menurutnya dalam uji beban dan hasil evaluasi, pihaknya akan membatasi truk melintas ke tol layang tersebut bukan karena persoalan overdimension and overload (ODOL) namun lebih pada urusan kenyamanan berkendara pengguna tol. “Kalau [truk] itu masalah pengelolaan trafik bukan masalah beban,” ujarnya.
Hedy memaparkan laju truk yang lambat di jalan tol dinilai akan memperumit urusan evakuasi jika terjadi mogok atau kecelakaan di atas jalan layang. Dia menampik konstruksi Japek II tidak kuat menahan beban truk yang melintas di sana.
Dalam catatan pihaknya, setiap hari di jalur tol Jakarta-Cikampek ada 30 lebih truk yang mengalami mogok dan kerusakan. Menurutnya angka ini menjadi pertimbangan penting pihaknya untuk membatasi pergerakan truk ke atas jalan tol layang. “Di atas mogoknya kan turunnya jauh, kalao sekarang mogoknya di atas kan pening kepala kita,” tuturnya.
Menurutnya urusan kelebihan beban truk juga tak melulu urusan muatan berlebih namun pada urusan kekuatan dan kecepatan moda tersebut. Hedy menunjuk urusan rem dan kecepatan sering menjadi biang kecelakaan yang disebabkan truk. “”Exit tol cuma dua titik, dengan [tol] sepanjang itu jadi lebih banyak pada masalah operasional kalau [truk] itu,” katanya.