Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gara-gara PSE, Pemilik CV Daun Jati Diajak Bertemu Google Indonesia

CV Daun Jati dicantumkan mendaftarkan perusahaan raksasa Google di laman Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Indra Irawadi, pemilik perusahaan CV Daun Jati yang berkantor di Kabupaten Sumedang. CV Daun Jati dicantumkan mendaftarkan perusahaan raksasa Google di laman Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) Kominfo./Bisnis
Indra Irawadi, pemilik perusahaan CV Daun Jati yang berkantor di Kabupaten Sumedang. CV Daun Jati dicantumkan mendaftarkan perusahaan raksasa Google di laman Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) Kominfo./Bisnis

Bisnis.com, SUMEDANG - Bak ketiban durian runtuh, Indra Irawadi, 39, kini selain viral lantaran perusahaan miliknya, CV Daun Jati dicantumkan mendaftarkan perusahaan raksasa Google di laman Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), tapi juga mendapat berkah.

Bagaimana tidak, setelah informasi ini muncul 19 Juli 2022 lalu, ia mengaku tidak hanya dihubungi oleh Google Indonesia, tapi juga banyak perusahaan baik lokal hingga mancanegara, seperti perusahaan asal Jepang dan Amerika.

"Sejak berita ini viral, dari pihak Google Indonesia sendiri sudah menghubungi kami langsung. Mereka [Google] malah mengajak kami untuk bertemu, kopi darat," kata Indra di kantor CV Daun Jati, Jl Ir. Soekarno Nomor 45, Desa Hegarmanah, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jumat (22/7/2022).

"Tiga hari ini ada empat perusahaan swasta yang menghubungi kami untuk kerja sama. Dua di antaranya itu bahkan perusahaan dari Jepang dan Amerika," tambah Indra.

Meski demikian, Indra mengaku dirinya yang menjabat Direktur di CV Daun Jati ini tidak ada niatan dan tindakan untuk aji mumpung dari misinformasi ini.

"Kami tidak ada keinginan sama sekali untuk bisa viral seperti saat ini. Manajemen sendiri, tidak punya niatan untuk memanfaatkan momen ini," ujar Indra.

Indra merunut, asal mula viralnya informasi ini bermula dari proses pendaftaran perusahaannya di form Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) Kementerian Komunikasi dan Informatika.

"PSE ini merupakan kebijakan pemerintah terkait legalitas usaha, tujuannya tentunya baik. Agar pelaku usaha memenuhi aturan atau kewajibannya terkait usahanya," tutur Indra.

Oleh karenanya, perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi dan literasi digital ini didaftarkan ke PSE.

"Dalam form PSE itu, ada isian berupa platform apa yang perusahaan gunakan dalam menjalankan usaha. Nah, karena kami memang bergerak di bidang teknologi informasi dan literasi digital, jadi kami isi form itu dengan Google," terang Indra.

Meski demikian, Indra menyebut sebenarnya tidak hanya perusahaannya saja yang mencantumkan format serupa. Tapi banyak perusahaan teknologi juga melakukan hal yang sama, yaitu mengisi isian form tersebut dengan platform Google, Google Drive, Facebook dan yang lainnya.

"Nah, kenapa yang muncul CV Daun Jati, karena perusahaan kami yang pertama mendaftarkan nama Google dalam isian itu. Kami mendaftar itu pada tanggal 18 Febuari 2022, sementara perusahaan lainnya baru masuk PSE itu bulan Juni, Juli ini. Jadi otomatis, karena perusahaan kami yang pertama, jadi yang muncul itu CV Daun Jati," jelasnya.

Indra menuturkan, dalam hal ini, tidak ada satu pihak pun yang keliru atau menyalahi prosedur dalam pengisian form PSE.

"Prosedur pendaftarannya sendiri sudah benar, sesuai aturan. Kalau kami yang keliru, sudah jauh-jauhi pasti dari pihak Kominfo atau dari pihak Google sendiri mengajukan keberatan, tapi kan ini tidak. Di kami juga tidak melakukan kesalahan karena apa yang kami lakukan sudah sesuai prosedur," ujar Indra.

Indra mengatakan, viralnya informasi ini sendiri, karena kesalahpahaman netizen dalam memahami form PSE yang tergolong baru diterapkan ini.

"Awalnya informasi ini viral kan di twitter, jadi ini hanya kekeliruan dari opini publik di media sosial, dengan menyimpulkan bahwa Google adalah perusahaan CV Daun Jati," ujar Indra.

Indra sendiri mengaku tidak dirugikan dengan viralnya pemberitaan ini. Justru sebaliknya, ia mengaku mendapatkan banyak hikmah, karena nama perusahaan miliknya menjadi viral.

"Perlu kami sampaikan bahwa tidak ada keinginan dari kami sebelumnya untuk bisa viral seperti sekarang ini. Bagi kami, ini adalah insiden yang berbuah hikmah," tutup Indra. (K34)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper