Bisnis.com, GARUT - Anak sulung Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Maula Akbar Mulyadi Putra akhirnya buka suara usai insiden tragis dalam gelaran Pesta Rakyat di Alun-Alun Garut, Jumat (18/7/2025), yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka.
Dalam pernyataan yang disampaikan Sabtu (19/7/2025), Maula menyampaikan belasungkawa dan menegaskan tidak ada niatan buruk dalam penyelenggaraan acara tersebut.
Namun di balik pernyataan klarifikasi tersebut, masih banyak pertanyaan yang menggantung, terutama soal tanggung jawab, koordinasi keamanan, serta bagaimana informasi “makan gratis” bisa meluas tanpa kontrol hingga memicu kericuhan.
“Kami merasa terpukul dengan apa yang terjadi. Niat kami tulus untuk membahagiakan masyarakat Garut, tapi fakta di lapangan berkata lain,” ujar Maula, Minggu (21/7/2025).
Salah satu sorotan utama adalah kabar soal “makan gratis” yang disebut Maula bukan berasal dari panitia resmi. Ia mengklaim pembagian makanan dilakukan secara spontan karena banyak warga sudah berkumpul sejak siang hari dan makanan berlebih tersedia.
"Istilah ‘makan gratis’ baru muncul sekitar pukul 13.00 WIB lewat media sosial. Bukan dari kami. Itu sedang saya dalami,” kata Maula.
Baca Juga
Maula mengungkap, acara “Balakecrakan” awalnya merupakan bagian dari dukungan terhadap UMKM dalam bentuk car free night, bukan ajang makan gratis. Namun, informasi tersebut tidak pernah diklarifikasi secara aktif ke masyarakat sebelum kerumunan membludak.
Hal ini memperkuat asumsi kalau penyelenggara gagal mengantisipasi potensi risiko, padahal acara berlangsung di ruang publik yang terbuka dan strategis.
Maula juga menyampaikan bahwa dirinya bersama istri telah menjalani pemeriksaan awal oleh Polres Garut dan disaksikan langsung oleh Kapolda Jawa Barat.
“Saya memohon maaf kepada semuanya. Kami sudah bertemu keluarga korban, mereka menerima dengan ikhlas,” ujar Maula.
Tiga orang meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami luka-luka dalam insiden kericuhan saat pesta rakyat pernikahan anak Gubernur Jawa Barat dan Wakil Bupati Garut yang digelar di kawasan Alun-alun Otista, Garut Kota, Jumat (18/7/2025).
Peristiwa terjadi akibat lonjakan massa yang tidak terkendali setelah salat Jumat, ketika warga mulai memadati lokasi pembagian makanan gratis.
Menurut keterangan sejumlah saksi, sejak pagi area Alun-alun Otista sudah dipadati ribuan warga yang datang dari berbagai wilayah. Mereka tertarik menghadiri pesta rakyat yang menjanjikan pembagian makanan gratis, panggung hiburan, dan acara terbuka lainnya.
“Setelah salat Jumat, makin banyak orang. Banyak orang tua dan anak-anak ikut antre. Tapi tidak ada pengaturan jalur masuk, semua langsung saling dorong ketika pintu dibuka,” kata salah seorang warga.
Desakan yang terjadi di area pembagian konsumsi dan panggung hiburan menyebabkan beberapa warga jatuh dan terinjak-injak.
Kepolisian dan pihak medis mengonfirmasi tiga korban jiwa dalam kejadian tersebut. Korban pertama adalah Vania Aprilia, anak perempuan berusia delapan tahun asal Kelurahan Sukamentri, Garut Kota.
Kedua adalah Dewi Jubaedah, seorang perempuan lanjut usia berumur 61 tahun. Korban ketiga merupakan anggota Polri Bripka Cecep Saeful Bahri yang berusia 39 tahun.