Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat segera menuntaskan pembangunan Terowongan Nanjung di Kabupaten Bandung sebagai bagian Sistem Pengendalian Banjir Sungai Citarum. Progres pembangunannya pun telah mencapai 95,22% dan diharapkan mulai difungsikan pada akhir tahun ini.
Menteri Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan Terowongan Nanjung yang berada di kawasan Hulu di Curug Jompong akan memperlancar aliran Sungai Citarum ke hilir sehingga lama dan luas genangan banjir di kawasan cekungan Bandung bisa berkurang.
"Terowongan air ini dibangun sebagai pelengkap dari pembangunan kolam retensi di Bale Endah untuk mengurangi masalah banjir di Baleendah, Dayeuhkolot dan Bojongsoang," ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (17/11/2019).
Progres pembangunan Terowongan Nanjung dengan pembiayaan dari anggaran APBN sebesar Rp316,01 miliar, telah mencapai 95,22% dan ditargetkan selesai akhir 2019.
Terowongan Nanjung terdiri dari dua tunnel dengan panjang masing-masing 230 meter dan diameter 8 meter. Kedua terowongan akan mengurangi banjir di daerah Baleendah, Dayehkolot, Andir, dan sekitarnya seluas 700 hektar yang dihuni sekitar 150.000 jiwa.
Artinya, total luas genangan di Kabupaten Bandung yang semula 3.461 hektare berkurang menjadi 2.761 hektar. Keberadaan terowongan juga akan meningkatkan kapasitas Sungai Citarum dari 570 m3/detik menjadi 669 m3/detik.
Baca Juga
Infrastruktur pengendali banjir ini juga dilengkapi oleh check dam di sisi outlet yang akan menahan sedimen agar tidak masuk ke Waduk Saguling yang berada di bawahnya.
Pada musim hujan aliran Sungai Citarum sebagian besar dialirkan melalui terowongan. Pada musim kemarau, pintu terowongan akan ditutup sehingga dapat dilakukan pengerukan sedimen.
Dalam penanganan banjir Sungai Citarum juga tengah dibangun Floodway Cisangkuy dengan progres konstruksi mencapai 44,35% dan ditargetkan selesai tahun depan.
Pembangunan Floodway Cisangkuy dikerjakan dalam 2 paket, yaitu paket 1 sepanjang 3,75 kilometer dengan anggaran sebesar Rp311,35 miliar yang berfungsi mengurangi genangan banjir seluas 5,91 hektare dan meningkatkan kapasitas tampung Sungai Cisangkuy dari 80 m3/detik menjadi 220 m3/detik.
Lalu, paket 2 dibangun sepanjang 10,5 kilometer dengan biaya Rp320,43 miliar yang bertujuan untuk mengurangi risiko banjir di kawasan Bandung Selatan seluas 31,5 hektare dan meningkatkan kapasitas tampung Sungai Cisangkuy dari 80 m3/detik menjadi 220 m3/detik.