Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Perbankan di Jabar pada TW III/2024 Tumbuh Positif

kinerja positif tersebut ditunjukkan oleh sejumlah indikator utama, yakni pertumbuhan aset, dana pihak ketiga dan penyaluran kredit atau pembiayaan.
Kepala OJK Jawa Barat Imansyah memberikan keterangan terkait kinerja industri perbankan saat media update triwulan III 2024, di Kota Bandung, Kamis (10/10/2024)./Bisnis-Dea Andriyawan
Kepala OJK Jawa Barat Imansyah memberikan keterangan terkait kinerja industri perbankan saat media update triwulan III 2024, di Kota Bandung, Kamis (10/10/2024)./Bisnis-Dea Andriyawan

Bisnis.com, BANDUNG— Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Barat mencatat kinerja industri perbankan menunjukkan pertumbuhan positif secara year-on-year (yoy) hingga 31 Agustus 2024.

Kepala OJK Jawa Barat Imansyah mengatakan pertumbuhan tetap terjadi di Jawa Barat meski di tengah dinamika perekonomian dunia yang terindikasi mengalami penurunan di mayoritas negara utama meski telah mulai dibangun sentimen positif melalui momen cut cycle bank sentral.  

Dia menjelaskan kinerja positif tersebut ditunjukkan oleh beberapa indikator, di antaranya pada sisi aset yang meningkat 8,50% menjadi Rp987 triliun, atau tumbuh sebesar Rp77,32 triliun.

“Bila dibandingkan dengan posisi Desember 2023, total aset perbankan di Jawa Barat tumbuh sebesar Rp45,26 triliun (4,81% ytd),” ungkapnya, dalam media update triwulan III 2024, di Kota Bandung, Kamis (10/10/2024).

Selanjutnya untuk periode yang sama, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mencapai Rp672 triliun atau tumbuh sebesar Rp43,64 triliun (6,95% yoy). 

“Bila dibandingkan dengan posisi Desember 2023, penghimpunan DPK tumbuh sebesar Rp13,89 triliun (2,11% ytd),” jelasnya.

Sementara itu, kredit atau pembiayaan juga mencapai Rp614 triliun, tumbuh Rp48,3 triliun (8,54% yoy) dan bila dibandingkan dengan posisi Desember 2023, penyaluran kredit tumbuh Rp36,52 triliun (6,33% ytd).

“Pertumbuhan penyaluran kredit atau pembiayaan ditopang oleh 63 entitas BU/BUS dan 252 BPR/BPRS,” ungkapnya.

Menurut dia, pertumbuhan kredit di Provinsi Jawa Barat sebesar 8,54% menjadi yang terbesar kedua setelah DKI Jakarta serta lebih tinggi dibandingkan Sulawesi Selatan (7,67%), Banten (7,43%), Jawa Timur (6,28%), dan Jawa Tengah (5,33%), namun di bawah DKI Jakarta (14,38%), dan Sumut (9,07%). 

Kemudian, tingkat kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) terjaga di level 3%, membaik 0,34% jika dibandingkan posisi 31 Agustus 2023, tetapi lebih buruk jika dibandingkan rasio NPL gross nasional yang sebesar 2,26%.

Bank Umum yang berkantor Pusat di Provinsi Jawa Barat juga mencatatkan kinerja pertumbuhan yang lebih baik dibanding rata-rata perbankan di Provinsi Jawa Barat, antara lain tercermin aset tumbuh 8,03%, DPK tumbuh 9,91% dan kredit tumbuh 8,16% secara yoy

“Kinerja tersebut didukung oleh dua bank umum konvensional, yaitu Bank BJB dan Krom Bank Indonesia, serta satu bank umum syariah, yaitu Bank BJB Syariah,” ungkapnya.

Sementara itu, kinerja BPR dan BPRS juga menunjukkan tren positif. Per 31 Agustus 2024, kredit yang disalurkan BPR konvensional mencapai Rp17,59 triliun, meningkat Rp0,95 triliun (5,74% yoy). 

“Kualitas kredit BPR konvensional sedikit membaik yang tercermin dari penurunan NPL gross dari 13,53% pada 31 Agustus 2023 menjadi sebesar 12,99% posisi 31 Agustus 2024,” ungkapnya.

Realisasi pembiayaan BPR Syariah per 31 Agustus 2024 tumbuh sebesar Rp0,51 triliun atau 9,45% dari sebesar Rp5,39 triliun pada 31 Agustus 2023 menjadi Rp5,91 triliun posisi 31 Agustus 2024. 

“Kualitas pembiayaan BPRS memburuk yang tercermin dari rasio NPF dari 5,9% di 31 Agustus 2023 menjadi 9,57% di 31 Agustus 2024,” jelasnya.

Namun demikian, market share pembiayaan BPRS dibanding total kredit BPR dan BPRS di Jawa Barat terus mengalami peningkatan dalam 3 tahun terakhir. 

“Pada 2021 tercatat berada di 21,67%, meningkat menjadi 25,45% (Desember 2023) dan menurun menjadi 25,14% per 31 Agustus 2024,” jelasnya.

Realisasi KUR

Total penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Nasional per 31 Agustus 2024 mencapai Rp 196,61 triliun, sementara KUR di Provinsi Jawa Barat mencapai Rp19,36 triliun dan menjadi provinsi penerima KUR terbesar ketiga setelah Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur atau memiliki porsi 9,90% dibandingkan total penyaluran KUR Nasional. 

Tercatat sebanyak 329.351 pelaku usaha di Provinsi Jawa Barat telah memanfaatkan pembiayaan KUR dengan nilai outstanding saat ini mencapai Rp17,51 triliun. 

“Berdasarkan skema pembiayaan KUR, sektor mikro memiliki porsi paling besar yaitu mencapai Rp12,21 triliun dilanjutkan sektor kecil sebesar Rp7,03 triliun,” tandasnya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Dinda Wulandari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper