Bisnis.com, MAJALENGKA - Sekira 900 calon jemaah haji asal Jawa Barat tercatat belum melunasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) hingga pertengahan April 2025.
Meski demikian, Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Jawa Barat memastikan bahwa seluruh aspek teknis pemberangkatan jemaah telah siap, termasuk infrastruktur pendukung seperti fasilitas asrama haji.
Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jawa Barat Ajam Mustajam mengungkapkan bahwa proses pelunasan Bipih masih berlangsung dan pemerintah telah memberikan waktu tambahan bagi calon jemaah. Pelunasan tahap ketiga akan dibuka hingga 25 April 2025 sebagai kesempatan terakhir bagi calon jemaah yang belum menyelesaikan kewajibannya.
“Saat ini masih ada sekitar 900 orang yang belum melunasi biaya haji. Namun, pemerintah telah membuka pelunasan tahap ketiga hingga 25 April mendatang, sehingga masih ada waktu bagi calon jemaah untuk menyelesaikan kewajibannya,” ujarnya saat meninjau fasilitas Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka, Sabtu (19/4/2025).
Menurut Ajam, ketidaksesuaian data administrasi, kendala ekonomi, serta kebutuhan klarifikasi dokumen menjadi alasan sebagian jemaah belum melunasi Bipih.
Meski demikian, ia optimistis jumlah tersebut akan menurun seiring dengan pendekatan proaktif yang dilakukan pihak Kemenag bersama Kantor Urusan Agama (KUA) di setiap kabupaten/kota.
Baca Juga
Tahun ini, Jawa Barat kembali menjadi salah satu daerah penyumbang jemaah haji terbanyak di Indonesia. Berdasarkan data Kanwil Kemenag Jabar, total calon jemaah haji asal provinsi tersebut mencapai 38.625 orang. Jumlah ini akan diberangkatkan secara bertahap dalam 88 kelompok terbang (kloter).
Dari total 88 kloter, sebanyak 28 kloter akan diberangkatkan melalui Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka.
Sementara itu, 60 kloter lainnya dijadwalkan berangkat melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten. Pembagian ini dilakukan untuk memperlancar arus pemberangkatan dan mengurangi beban di satu titik keberangkatan.
Selain proses administrasi, kesiapan infrastruktur penunjang seperti asrama haji, transportasi darat, hingga logistik konsumsi telah rampung. Asrama haji sebagai titik awal berkumpulnya jemaah diklaim sudah dalam kondisi siap dan layak digunakan.
“Semua fasilitas sudah diperiksa dan dinyatakan layak. Meski sempat muncul kendala teknis seperti suplai air di beberapa titik, saat ini sudah dalam penanganan. Kami pastikan tidak akan mengganggu kenyamanan jemaah saat pemberangkatan,” tegasnya.
Dia juga menambahkan simulasi keberangkatan telah dilakukan guna memastikan kelancaran proses dari asrama haji menuju bandara. Kemenag bekerja sama dengan otoritas bandara dan aparat keamanan guna menjamin keamanan dan kenyamanan jemaah.
Selain itu, peningkatan layanan juga dilakukan pada sektor informasi dan bimbingan. Para jemaah akan mendapatkan edukasi intensif mengenai tata cara ibadah haji, serta protokol kesehatan yang tetap diterapkan selama berada di Tanah Suci.
Kemenag pun menjalin koordinasi intensif dengan Pemerintah Arab Saudi, termasuk memastikan kesiapan akomodasi, konsumsi, serta transportasi lokal selama jemaah berada di Makkah dan Madinah. Proses visa dan manifest keberangkatan pun disebutkan sedang dalam tahap finalisasi.
Ia juga mengimbau kepada calon jemaah haji yang belum melunasi Bipih untuk segera menyelesaikan proses administrasi sesuai batas waktu yang ditentukan.
"Keterlambatan pelunasan Bipih berpotensi menyebabkan pembatalan keberangkatan jika tidak ditindaklanjuti," tuturnya.