Bisnis.com, SERANG— Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten tahun 2025 perlu dipacu dengan mengoptimalkan sejumlah sektor perekonomian yang berada di Kawasan Banten Selatan.
Hal tersebut terungkap dalam Forum Ekonomi Banten 2024 dengan tajuk Revitalisasi Ekonomi Banten Melalui Pengembangan Wilayah Selatan, di Hotel Aston Serang, Kabupaten Serang, Banten, Kamis (5/12/2024).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Banten Ameriza M Moesa mengatakan, pihaknya meyakini salah satu kunci strategi pembangunan Banten ke depan, mau tidak mau harus mengoptimalkan sektor pertanian, perikanan, kebunan, lautan, hingga pariwisata yang selama ini menjadi mata pencaharian utama masyarakat Banten wilayah selatan.
“Dengan bangkitnya sektor ini tentu akan memberikan efek pertumbuhan yang makin besar, tapi juga menciptakan pekerjaan. Yang lebih luas, ketimbang kita hanya mengandalkan dari sektor-sektor yang padat modal,” jelasnya.
Sehingga ia menilai, Banten Selatan akan menjadi masa depan perekonomian Banten. Wilayah itu berpotensi untuk pengembangan kawasan pertanian, agroindustri, kelautan, perikanan, hingga pariwisata.
“Kemudian yang kedua, kami meyakini untuk pendorong sektor ekonomi tadi, salah satu lokus yang harus diperhatikan adalah wilayah selatan," ujarnya.
Ameriza menjelaskan, saat ini masih terjadi ketimpangan di beberapa indikator. Mulai dari sisi income per kapita, kemudian dari sisi laju pertumbuhan, kemiskinan dan pengangguran. Oleh karena itu perlu ada keberpihakan yang merata di seluruh wilayah Banten.
“Tidak bisa dilepas seperti di daerah utara. Kalau utara itu, sektor suasananya sudah bisa autopilot ya, sudah bisa mereka melakukan kegiatan ekonominya tanpa harus diatur, tanpa harus dibimbing,” ungkapnya.
Sementara itu, untuk daerah selatan diakuinya harus ada keberpihakan dari pemerintah daerah, antara lain dengan membuat kebijakan-kebijakan khusus terutama pembukaan akses melalui pembangunan infrastruktur.
Penjabat (Pj.) Gubernur Banten Al Muktabar mengamini bahwa perlu ada dorongan untuk meningkatkan ekosistem investasi di Banten Selatan.
“Kalau kita istilahkan utara dan selatan, selatan harus terus didorong untuk tumbuh secara maksimal. Caranya adalah dengan memperkuat infrastruktur," ujarnya.
Pemprov Banten pun berupaya untuk mendorong faktor-faktor produksi di Banten Selatan, seiring adanya kawasan ekonomi khusus di wilayah tersebut.
Sementara itu, Kepala Bappeda Banten, Mahdani mengatakan, pihaknya mendorong adanya sinergitas antar Operasi Perangkat Daerah (OPD) untuk mengakselerasi pertumbuhan ekosistem ekonomi di Banten Selatan.
Pihaknya akan mendorong sinkronisasi program kerja Pemimpin Daerah yang baru saja terpilih, agar pertumbuhan ekonomi bisa terus menunjukkan tren positif.
“Nanti kita susun dulu RPJMD-nya, targetnya ke sana,” ungkapnya.
Kemudian, Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Banten Akhmadi mengatakan, pihaknya merekomendasikan kebijakan untuk menjadikan Banten Selatan ini sebagai masa depan perekonomian daerah tersebut.
Pertama, yakni mendorong pengembangan pertanian yang modern, industrialisasi pengolahan hasil pertanian untuk mendukung program swasembada pangan.
Kedua, mendorong pengembangan ekowisata di Banten dengan mengoptimalisasi destinasi wisata yang ada serta penguatan ekonomi kreatif dan UMKM.
“Ketiga mendorong investasi dan pengembangan infrastruktur di Banten Selatan untuk meningkatkan aksebilitas,” tambahnya.
Keempat, yakni menciptakan tenaga kerja terampil, melalui program peningkatan kualitas pendidikan, pelatihan kerja dan kewirausahaan.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua DPP Apindo Banten Yakub F Ismail. Saat ini sejumlah tantangan harus segera dituntaskan oleh pemerintah jika ingin mempersempit ketimpangan antara Banten Selatan dan Utara.
Yakni, dengan menyelesaikan masalah terbatasnya infrastruktur yang dinilai menghambat akselerasi pengembangan ekonomi dan kawasan industri.
Kemudian, masalah kepastian hukum juga perlu dituntaskan. Dengan kepastian hukum yang baik, ia optimis upaya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Banten akan lebih efektif dan efisien.
“Mengadakan kebijakan ramah investasi serta izin dan kelonggaran bisnis tertentu akan menjadi nilai tambah,” ungkapnya.
Yakub mendorong, investasi di Banten harus mulai mengarah pada sektor industri padat karya, agar serapan tenaga kerja bisa sejalan dengan meningkatnya realisasi investasi.
“Wilayah masih perlu menyesuaikan untuk dapat menjadi kawasan industri padat karya atau modal,” kata dia.