Bisnis.com, BANDUNG - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Barat menyebutkan kinerja perbankan di Jawa Barat menunjukkan tren positif di tengah tantangan ekonomi global yang masih membayangi.
Kepala OJK Jawa Barat Imansyah mengatakan sektor perbankan daerah ini terus mencatat perbaikan di berbagai indikator utama, meski sejumlah tantangan tetap perlu diatasi.
Menurut Imansyah, salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah potensi perlambatan ekonomi global dapat berdampak pada stabilitas ekonomi lokal.
"Kita tidak bisa menutup mata terhadap dinamika global yang mempengaruhi sektor ekonomi kita. Namun, dengan penguatan fundamental ekonomi yang solid dan dukungan dari seluruh pihak, saya optimis perbankan di Jawa Barat mampu bertahan bahkan tumbuh,” kata Imansyah dalam Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025 di Hotel Savoy Homan, Kota Bandung, Selasa (10/12/2024).
Imansyah menyebutkan, OJK Jawa Barat terus berkomitmen untuk mendorong digitalisasi perbankan sebagai langkah strategis dalam memperluas akses keuangan bagi masyarakat.
Ia menekankan, pentingnya inovasi digital yang inklusif, mengingat masih banyak lapisan masyarakat yang belum sepenuhnya tersentuh oleh layanan keuangan formal.
Baca Juga
“Ke depan, OJK akan terus mendorong digitalisasi perbankan. Inovasi ini diharapkan mampu menjangkau masyarakat yang selama ini belum memiliki akses terhadap layanan perbankan. Selain itu, pengawasan yang lebih ketat juga akan dilakukan untuk memastikan perbankan tetap berada pada jalur yang sehat dan berkelanjutan,” jelasnya.
Langkah ini, menurut Imansyah, selaras dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan inklusi keuangan nasional. Digitalisasi juga memungkinkan sektor perbankan untuk meningkatkan efisiensi operasional sekaligus memberikan kemudahan bagi nasabah dalam bertransaksi.
Selain fokus pada penguatan teknologi dan pengawasan, Imansyah menyoroti pentingnya kepercayaan masyarakat sebagai pilar utama stabilitas sektor perbankan. Ia mengajak masyarakat untuk menjadi nasabah yang cerdas dan bertanggung jawab dalam menggunakan layanan keuangan.
“Kepercayaan masyarakat adalah kunci utama dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan sektor perbankan. Kami berharap masyarakat dapat mendukung sektor ini dengan menjadi nasabah yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bertanggung jawab,” kata Imansyah.
Ia juga menegaskan, sinergi antara masyarakat, industri perbankan, dan pemerintah sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan yang ada. Kolaborasi ini dinilai menjadi landasan bagi keberlanjutan perkembangan sektor perbankan di masa mendatang.
Berdasarkan data terbaru yang dirilis oleh OJK Jawa Barat, total aset dan dana pihak ketiga (DPK) serta penyaluran kredit mengalami pertumbuhan yang signifikan hingga Oktober 2024.
Total aset perbankan di Jawa Barat hingga Oktober 2024 mencapai Rp1.032 triliun, naik 8,34% secara tahunan dibandingkan dengan Oktober 2023 yang berada di angka Rp952 triliun.
Dibandingkan dengan posisi Desember 2023, total aset perbankan di Jawa Barat juga mengalami kenaikan sebesar 6,00% year to date atau sekira Rp58,36 triliun.
Hal ini menjadi indikator bahwa perbankan di Jawa Barat mampu menjaga momentum pertumbuhan di tengah tantangan global, seperti inflasi dan volatilitas pasar internasional.
Selain total aset, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) oleh perbankan di Jawa Barat juga mencatatkan kinerja yang baik. Hingga Oktober 2024, total DPK mencapai Rp699 triliun, meningkat 6,15% YoY atau Rp40,47 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dibandingkan dengan Desember 2023, penghimpunan DPK tumbuh 2,78% atau sebesar Rp18,92 triliun.
Dari sisi penyaluran kredit, perbankan di Jawa Barat berhasil mencatatkan pertumbuhan sebesar 8,15% yoy hingga Oktober 2024. Total kredit yang disalurkan mencapai Rp646 triliun, naik Rp48,70 triliun dibandingkan Oktober 2023 yang tercatat sebesar Rp599 triliun.
Dibandingkan dengan Desember 2023, penyaluran kredit juga tumbuh 7,68% atau Rp46,74 triliun.