Bisnis.com, BANDUNG -- Nilai impor Jawa Barat selama periode Januari-Desember 2024 US$13,07 miliar atau naik 6,23% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan terjadi didorong oleh impor Nonmigas yang naik 8,03%, sedangkan impor migas turun 3,14%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Darwis Sitorus menjelaskan menurut tujuan penggunaan barang, barang impor untuk barang konsumsi mengalami pertumbuhan paling dominan dengan kenaikan 20,86%. Kemudian untuk bahan baku penolong juga meningkat, yakni 5,95%.
"Sedangkan barang modal mengalami turun sebesar 3,23%," jelasnya dalam Berita Resmi Statistik (BRS) di Kantor BPS Jawa Barat, Senin (3/2/2025).
Kemudian, untuk volume impor total periode Januari-Desember 2024 juga menunjukkan kenaikan sebesar 12,16%, yang disebabkan kenaikan volume Nonmigas sebesar 24,32% dan volume Migas naik 3,37%.
Darwis juga menjelaskan, secara kumulatif impor nonmigas Jawa Barat Januari-Desember 2024 yang terbesar berasal dari Tiongkok senilai US$3,75 Miliar, disusul Jepang senilai US$1,85 Miliar, dan Korea Selatan senilai US$1,50 Miliar, dengan peran ketiganya mencapai 63,70% terhadap total impor Nonmigas.
Sementara itu, nilai impor Jawa Barat secara month-to-month Desember 2024 mencapai US$1,17 miliar atau naik sebesar 6,75% dibandingkan dengan November 2024.
Baca Juga
"Hal ini dipengaruhi oleh naiknya impor nonmigas sebesar 6,97% dan impor Migas yang naik 5,29%. Bila dibandingkan dengan Desember 2023 terjadi peningkatan nilai impor sebesar 9,28%," ungkapnya.
Dilihat dari 10 golongan barang utama, nilai impor Nonmigas Desember 2024 Jawa Barat sebagian besar mengalami peningkatan dibanding November 2024, hanya ada tiga golongan yang mengalami penurunan.
Apabila dilihat lebih rinci, diketahui bahwa peningkatan terbesar dialami Golongan Kain Rajutan sebesar US$17,92 juta atau naik 29,91%, diikuti Golongan Filamen Buatan sebesar US$13,80 juta atau naik 20,71% serta Golongan Plastik dan Barang dari Plastik sebesar US%8,32 juta atau naik 11,23%.