Bisnis.com, BANDUNG — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat pada 2024 mencapai 4,95%.
Kepala BPS Provinsi Jawa Barat Darwis Sitorus mengatakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan sebesar Rp448,06 triliun, sedangkan atas dasar harga berlaku sebesar Rp724,69 triliun.
Sehingga pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat pada triwulan IV/2024 yaitu sebesar 5,02% secara y-on-y yaitu dibandingkan triwulan IV/2023, dan sebesar 2,05% secara q-to-q yaitu dibandingkan triwulan III/2024.
“Ditopang oleh aktivitas ekonomi yang tetap kuat, maka ekonomi Jawa Barat tetap tumbuh sebesar 4,95% selama 2024," kata Darwis dalam Berita Resmi Statistik (BRS), di Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat, Rabu (05/02/2025).
Ia mengatakan, angka ini menunjukkan aktivitas perekonomian di Jawa Barat yang masih kuat.
“Data-data yang mendukung angka tersebut di antaranya jumlah wisnus yang meningkat 7,15% dibanding tahun 2023. Kunjungan wisman yang tumbuh 20,33% secara y-on-y dengan masih didominasi oleh warga negara Malaysia,” imbuh Darwis.
Baca Juga
Selain itu, Darwis juga menjelaskan kinerja impor luar negeri pada triwulan 4 menjadi salah satu faktor pendukung pertumbuhan ekonomi di Jabar, dimana impor bahan baku mengalami peningkatan sebesar 0,38% (q-to-q), 8,89% (y-on-y) dan 5,94% (c-to-c).
Kemudian, sektor impor barang modalpun mengalami peningkatan sebesar 6,59% (q-to-q) dan 2,35% (y-on-y), namun terkontraksi sebesar 3,23% secara c-to-c. Sementara impor barang konsumsi meningkat sebesar 1,36% (q-to-q), 10,96% (y-on-y) dan 20,86% (c-to-c).
Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi dihitung berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan. PDRB dapat dilihat dari dua sisi yaitu lapagan usaha dan pengeluaran.
Secara q-to-q, menurut lapangan usaha, yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB pada triwulan 4/2024 yaitu industri pengolahan sebesar 40,62%, perdagangan sebesar 14,67%, pertanian sebesar 8,54%, konstruksi sebesar 8,50% dan transportasi sebesar 6,29%.
Dari lima kategori tersebut pada triwulan 4/2024 industri pengolahan terkontraksi atau mengalami penurunan sebesar 0,96%. Sementara kategori lainnya mengalami kenaikan yaitu perdagangan naik sebesar 4,53%, pertanian naik sebesar 3,92%, konstruksi naik sebesar 2,05% dan transportasi naik sebesar 4,07%.
“Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu jasa perusahaan sebesar 23,53%. Sementara yang mengalami kontraksi atau penurunan terdalam adalah jasa keuangan dan asuransi sebesar 7,09%”, rinci Darwis.
Dari sisi komponen pengeluaran, komponen konsumsi pemerintah tumbuh paling tinggi sebesar 41,08%, diikuti konsumsi LNPRT yang tumbuh sebesar 3,75%, dan konsumsi rumah tangga sebesar 3,06%. Komponen lainnya yaitu PMTB tumbuh sebesar 2,85% dan impor tumbuh sebesar 0,47%.
Sementara dua komponen mengalami kontraksi atau penurunan yaitu ekspor terkontraksi 3,84% dan net ekspor terkontraksi 19,09%.
Darwis juga menjelaskan sumber pertumbuhan pada triwulan 4/2024 yaitu perdagangan besar dan eceran yang tumbuh sebesar 0,65%, penyediaan akomodasi dan makan minum tumbuh sebesar 0,35%, pertanian tumbuh 0,26%, informasi dan komunikasi tumbuh sebesar 0,25%.
Dari sisi komponen pengeluaran, konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan terbesar yaitu sebesar 1,81% diikuti komponen konsumsi pemerintah sebesar 1,71% dan PMTB sebesar 0,68%. Sementara komponen lainnya memeberikan pertumbuhan negatif sebesar 2,15%.