Bisnis.com, BANDUNG — Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat berkomitmen untuk mengawal kinerja investasi tahun ini di tengah tantangan yang dihadapi.
Sebelumnya, kinerja investasi Jawa Barat tercatat Rp251,1 triliun, sekaligus menjadikan Jawa Barat sebagai provinsi dengan nilai investasi tertinggi di Indonesia dan setara dengan 14,7% realisasi investasi nasional.
“Bank Indonesia akan terus bersinergi bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam mewujudkan pencapaian Asta Cita,” ungkap Kepala KPw BI Jabar Muhammad Nur di Bandung, Selasa (11/2/2025).
Ia menjelaskan, sinergi tersebut antara lain akan dilakukan melalui pengembangan investasi yang akan mendukung pencapaian Asta Cita ke-3, Meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pengembangan infrastruktur.
Sinergi ini diharapkan dapat terus mendorong pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat, menjadikan Jawa Barat semakin kompetitif dan menarik bagi investor, serta menciptakan dampak positif bagi perekonomian regional.
Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengatakan apresiasi terhadap pencapaian realisasi investasi Jawa Barat 2024. Bey berharap realisasi investasi ini akan memberi dampak nyata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Baca Juga
Komitmen kuat Pemerintah Provinsi Jawa Baratdalam menciptakan iklim investasi yang baik juga dibuktikan dengan pencapaian penghargaan Anugerah Layanan Investasi (ALI).
“Hal tersebut tak lepas dari sinergi bersama Bank Indonesia yang diwujudkan melalui berbagai program kegiatan seperti West Java Investment Summit (WJIS),” ungkapnya.
Dalam sesi talkshow, Kepala DPMPTSP Jawa Barat Nining Yuliastiani menyampaikan bahwa sektor industri pengolahan dan informasi komunikasi masih menjadi sektor utama yang menarik minat investor sepanjang tahun 2024.
Berbagai langkah strategis dipersiapkan guna memberi kemudahan bagi investor untuk menanamkan modal di Jawa Barat, antara lain melalui aplikasi OSS dan pusat pelayanan terpadu satu pintu dan sinergi program kerja baru. Seperti West Java Investment Hub serta Investment Localpreneur Partnership turut sedia mendorong peningkatan investasi Jawa Barat 2025.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar Muslimin Anwar menambahkan pertumbuhan ekonomi di tahun 2025 diprakirakan berada pada kisaran 4,7-5,5% (yoy) didorong oleh peningkatan aktivitas konsumsi, perbaikan ekspor dan iklim investasi yang lebih kondusif.
Sementara itu, prospek investasi 2025 diprakirakan tumbuh kuat pada rentang 7%-7,8% (yoy), didukung oleh tren penurunan tingkat suku bunga dari Bank Sentral dunia hingga komitmen Asta Cita ke-5 untuk mendorong hilirisasi dan industrialisasi yang dapat menjadi stimulus positif untuk sektor industri pengolahan Jawa Barat.
Meski demikian, masih perlu berjaga-jaga atas potensi divergensi pertumbuhan ekonomi dunia yang melebar dan tekanan pelemahan berbagai mata uang dunia.
“Bauran kebijakan Bank Indonesia yang pro-stability and pro-growth akan terus mendukung stabilitas dengan terus mencermati ruang pertumbuhan,” ungkapnya.
Bank Indonesia juga telah memperkuat aturan kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM) yang pada akhirnya dapat berkontribusi dalam penciptaan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Bank Indonesia terus berkomitmen memfasilitasi dan mendukung arus investasi masuk dalam rangka menyukseskan program prioritas Pemerintah Jabar Istimewa 2025, melalui berbagai kanal kebijakan, hingga integrasi Investor Relations Unit (IRU)- Regional Investor Relations Unit (RIRU)- Global Investor Relations Unit (GIRU) yang dapat mendukung efektivitas kegiatan promosi perdagangan dan investasi,” jelasnya.
Ia juga memastikan, sinergi dan kolaborasi program kegiatan Bank Indonesia Jabar bersama Pemprov Jabar seperti West Java Investment Challenges dan West Java Investment Roadshow akan terus dilaksanakan guna mempromosikan proyek investasi Jawa Barat.