Bisnis.com, BANDUNG—Rencana reaktivasi jalur rel kereta api di sejumlah daerah di Jawa Barat masih harus ditindaklanjuti dengan rapat-rapat lebih teknis dengan Kementerian Perhubungan dan PT KAI (Persero).
Sekda Jabar Herman Suryatman mengatakan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi dan Pemprov Jabar baru melakukan pembahasan awal bersama Kemenhub dan PT KAI. Dari pertemuan awal tersebut akan ditindaklanjuti dengan pembahasan lebih lanjut.
“Harus mapping, bagaimana situasi kondisi di lapangan. Jadi Pak Gubernur meminta caina herang laukna beunang,” katanya di Bandung, Selasa (22/4/2025).
Menurutnya reaktivasi bertujuan untuk meningkatkan perekonomian Jawa Barat, namun pihaknya menyadari jika di lapangan kondisinya sudah jauh berbeda.
“Nanti bersama Kemenhub dan PT KAI kita mapping dan carikan solusinya yang jelas pembangunan jalan dan tentu kepentingan masyarakat kita akan perhatikan, termasuk keseluruhan lingkungan yang menjadi konsen Pak Gubernur,” tuturnya.
Terkait rute reaktivasi yang menjadi prioritas Sekda menuturkan hal tersebut harus kembali didalami para pihak dan mesti mengkaji berbagai aspek semisal aksesibilitas atau tempat-tempat yang menjadi proyek strategis nasional. Kemudian dari sisi sosial budaya dan kependudukan serta lingkungan.
Baca Juga
“Jadi multi aspek yang harus kita pertimbangkan jadi kami belum bisa menentukan dari mana dulu karena harus dikaji dulu dengan cermat Nanti kan ada DED-nya yang kemudian baru kita pikirkan anggarannya,” paparnya.
Sekda Herman mengatakan kemampuan fiskal anggaran daerah juga harus dipertimbangkan dengan cermat agar reaktivasi bisa berjalan optimal. “Jadi kita akan mapping semua potensi anggaran, baik dari pusat, dari pendah, termasuk dari sumber-sumber lainnya, tentu yang akuntabel sesuai dengan peraturan undang-undangan,” kata Herman.
Dari perhitungan sementara kebutuhan reativasi seluruh jalur kereta di Jabar mencapai Rp15 triliun. Namun angka ini baru bersifat proyeksi karena membutukan details engineering design (DED).
Sebelumnya, Gubernur Dedi Mulyadi akan memanfaatkan kereta api untuk memaksimalkan potensi pariwisata Jawa Barat.
"Kereta api sebenarnya jalur transportasi yang paling murah," ujar Dedi Mulyadi saat Rakor Perkeretaapian: Rencana Reaktivasi dan Pembangunan Jalur Kereta Api Baru di Bale Gedung Pakuan Kota Bandung, Selasa (15/4/2025).
Menurut Gubernur, kereta api bisa mendukung pariwisata karena sifatnya yang massal dan antimacet. "(Kereta Api) Ini pengangkutannya massal, karena pengangkutannya massal mudah memobilisasi orangnya," kata KDM -- sapaan akrab Kang Dedi Mulyadi.
Dalam rakor tersebut, KDM juga memaparkan sejumlah program prioritas Pemda Provinsi Jawa Barat dalam mendorong transportasi publik yang dapat menghadirkan kebermanfaatan bagi masyarakat.
"Elektrifikasi (KRL) menjadi target awal minimal kemacetan di Kota Bandung dan sekitarnya terselesaikan," ujarnya.
Tak hanya di Kota Bandung, Jabar juga akan mereaktivasi jalur kereta api Bandung - Pangandaran. "Reaktivasi kita yang paling dekat jalur kereta dari Bandung sampai Pangandaran. Itu baru sampai Banjar, kita bikin itu prioritas pertama kita selesaikan," tutur Gubernur Dedi Mulyadi.
Selain jalur KA Bandung - Pangandaran, Jabar juga akan menghidupkan jalur KA di Garut, jalur KA dari Bogor-Sukabumi-Cianjur hingga Padalarang, kemudian juga jalur KA Bandung - Ciwidey untuk mengantisipasi kemacetan pada musim liburan.