Bisnis.com, CIREBON - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Cirebon membuat aplikasi sistem layanan jaringan terpadu (Silangit).
Perangkat lunak tersebut dibuat untuk mempermudah investor menanamkan modal di Kota Udang.
Kepala DPMPTSP Kota Cirebon Sosro Harsono mengatakan aplikasi Silangit nantinya memudahkan calon investor untuk yang bidang usahanya tidak masuk ke dalam online single submission risked based approach (OSS-RBA).
"Ada beberapa unit usaha yang tidak ada di OSS-RBA jadi nanti bisa menggunakan aplikasi Silangit,” kata Sosro di Kota Cirebon, Jumat (12/8/2022).
Pemerintah Kota Cirebon mengklaim iklim investasi di Kota Udang membaik, terlihat dari jumlah investor yang melakukan ekspansi terus mengalami peningkatan.
Sosro mengatakan membaiknya iklim tersebut mulai terjadi sejak 2021. Pihaknya mencatat, tahun lalu target investasi yang masuk mencapai Rp1,8 triliun dan mampu terealisasi hingga Rp2,1 triliun.
"Padahal pada 2020 hanya terealisasi Rp454 miliar dari target Rp500 miliar. Di tahun 2022, sejak Januari hingga Maret jumlah investor terus bertambah. Pada Januari jumlah yang masuk sebanyak 227 investor, Februari 838 investor dan pada Maret sebanyak 1.342 investor,” kata Sosro.
Hingga triwulan pertama 2022, nilai investasi yang tercatat sebanyak Rp910 miliar. Jumlah terbanyak, terhimpun pada Maret 2022 mencapai Rp358 miliar.
Sosroharsono mengatakan, jenis investasi yang masuk meliputi investasi risiko rendah, risiko menengah rendah, risiko menengah tinggi, dan resiko tinggi.
“Investasi resiko rendah menjadi yang paling banyak meningkat, misalnya toko kelontong dan UMKM. Kalau resiko menengah rendah itu investasi yang membutuhkan keahlian, misalnya bengkel,” jelasnya.
Kota Cirebon, lanjut Sosro, memiliki empat potensi wilayah untuk para investor, yakni Kejawanan, Pelabuhan, Kesenden, dan Argasunya.