Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Martha Tilaar Beberkan Solusi dari Ketergantungan Impor Bahan Baku Kosmetik

Kilala Tilaar mengatakan bahan baku impor kosmetik biasanya berasal dari negara-negara Eropa, China dan Amerika Serikat.
CEO Martha Tilaar Group Kilala Tilaar
CEO Martha Tilaar Group Kilala Tilaar

Bisnis.com, BANDUNG -- Ekosistem Industri Kecantikan di Indonesia disebut masih bergantung pada bahan baku impor yang sebenarnya sebagian besar bisa dioptimalkan oleh produksi domestik. 

Hal tersebut disampaikan CEO Martha Tilaar Group Kilala Tilaar. Ia mengatakan bahan baku impor kosmetik biasanya berasal dari negara-negara Eropa, China dan Amerika Serikat.

"Bahan baku kosmetik sangat spesifik misalnya seperti silicon. Mamang kita masih belum mampu menyediakan," kata Kilala saat ditemui di Bandung, usai memperoleh gelar Doktor pada Program Doktor Ilmu Manajemen (DIM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran, Senin (2/10/2023). 

Namun untuk bahan baku lain, seperti bahan baku pengikat parfum dan minyak atsiri di Indonesia masih sangat bisa diproduksi oleh petani-petani lokal. 

"Jadi jangan beli dari India dan Singapura yang mana mereka hanya sebatas trader," tegasnya. 

Untuk itu, Kilala menilai Community empowerment yang terlibat dalam rantai pasok sebuah industri, dapat menjadi kunci sukses dalam menjamin keberlangsungan perusahaan. 

Seiring dengan upaya penyerapan bahan baku kosmetik dari dalam negeri, harus dibarengi dengan peningkatan kemampuan dan kesadaran para petani agar bisa memroduksi bahan baku yang berkualitas dan sistem penjualan yang baik agar bisa diserap oleh industri. 

"Ini menjadi model sehingga demand masyarakat itu bisa bertumbuh dan kita bisa membuat industri ini lebih bergairah terutama sampai ke level petani," ungkapnya. 

Hal ini ia bubuhkan dalam laporan penelitian disertasi berjudul “Model Purchase Intention Berbasis Product Innovation, Storytelling, Value Co-Creations dan Farmer Empowerement pada Produk Kosmetik Alami Indonesia yang mengantarkannya bergelar doktor di Universitas Padjadjaran. 

Dalam disertasi yang juga dimuat di Journal of Law and Sustainable Development dan Journal Uncertain Supply Chain Management, Kilala memaparkan bahwa Indonesia sebagai negara dengan kekayaan hayati yang banyak dan kearifan lokal yang otentik memiliki potensi yang luar biasa untuk mengisi ceruk pasar tren kosmetik alami. Dengan didukung inovasi dan pendekatan ilmiah untuk mendukung klaim produk, Indonesia dinilai bisa bangkit secara kompetitif dalam hal tersebut.

Indonesia dengan 30.000 spesies tanaman yang 7.000 di antaranya merupakan spesies tanaman berkhasiat, memiliki jutaan resep untuk kecantikan dan kesehatan.

"Sayangnya, meski kekayaan alam Indonesia sangat berpotensi untuk industri kecantikan, saat ini ternyata 85 persen bahan bakunya masih mengimpor untuk memenuhi kebutuhan produksi," ungkapnya

Menurutnya, sejak awal berdiri, Martha Tilaar Group telah berkomitmen untuk memanfaatkan kekayaan alam asli Indonesia untuk menghasilkan produk berkualitas hasil inovasi anak bangsa yang memiliki nilai ekonomi.

Konsistensi dan inovasi atas produk-produk natural beauty dan herbal dilakukan dengan menggali kearifan budaya lokal, meriset secara serius berbagai TOKA (Tanaman Obat, Kosmetik dan Aromatik), dan bahkan membudidayakan pengembangan tanaman-tanaman tersebut melalui Kampoeng Djamoe Organik (KaDO) Martha Tilaar. Riset dan penelitian akan berbagai bahan alami asli Indonesia juga telah lama dilakukan melalui Martha Tilaar Innovation Centre (MTIC).

"Ini juga menjadi concern Martha Tilaar Group," ujarnya

Tak hanya itu saja, MTIC juga mengembangkan dan memproduksi bahan aktif alami yaitu Ekstrak Plantasens Berto yang menggunakan hasil sumber daya alam Indonesia, baik untuk kebutuhan internal maupun untuk ekspor.

"Ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor," katanya

Sementara untuk ekspor ke luar negeri, PT Martina Berto, Tbk bekerja sama dengan Clariant, sebuah perusahaan bahan baku terkemuka di dunia. Kerja sama ini telah terjalin sejak tahun 2015 yang didasari oleh antusiasme kedua perusahaan untuk mengintensifkan pasar hilir dengan meningkatkan daya saing produk.

Melalui disertasinya dan upaya-upaya yang telah dilakukan Martha Tilaar Group, Kilala berharap industri kecantikan terutama pasar kosmetik alami di tanah air dapat semakin berkembang dengan memanfaatkan bahan baku alami Indonesia, meningkatkan kepedulian pada pemberdayaan petani dan merangkul para petani tanaman herbal, serta menghasilkan inovasi dan terobosan baru.

"Dengan Fakultas Kedokteran UNPAD dan IPB juga kita kerjasama untuk melihat zat apa saja yang bisa bermanfaat bagi industri kecantikan Indonesia," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper