Bisnis.com, GARUT - Sebanyak 10 kelompok tani di Kabupaten Garut menerima bantuan berupa 10 unit power thresher atau mesin perontok padi dari Kementerian Pertanian. Bantuan ini diberikan sebagai bagian dari kegiatan Fasilitasi Pascapanen Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2025.
Bupati Garut Abdusy Syakur Amin mengatakan bantuan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah pusat untuk memperkuat rantai pascapanen yang selama ini kerap luput dari perhatian dalam sektor pertanian.
Bupati Syakur menegaskan bahwa mekanisasi pascapanen adalah titik krusial dalam pembangunan pertanian. Menurutnya, petani selama ini lebih sering didorong dalam aspek budi daya dan penanaman, tetapi tahapan pascapanen kurang mendapat perhatian yang sepadan.
"Kita sering fokus pada aspek budi daya, tetapi lupa bahwa pascapanen juga berperan penting dalam menjaga hasil panen tetap berkualitas. Bantuan mesin perontok ini bukan hanya alat, tapi simbol bahwa negara hadir di tengah petani," ujar Syakur, Senin (7/7/2025).
Ia menambahkan, Pemerintah Kabupaten Garut akan terus menjembatani kebutuhan petani dengan berbagai program dari kementerian maupun lembaga nasional lainnya. Menurutnya, peran pemda adalah sebagai fasilitator dan penghubung antara kebijakan pusat dan kebutuhan konkret di lapangan.
Adapun bantuan power thresher ini menjadi bagian dari skema nasional Kementerian Pertanian yang didistribusikan ke daerah-daerah dengan potensi produksi padi yang besar. Kabupaten Garut termasuk salah satu penerima prioritas mengingat luas lahan pertanian padi yang signifikan dan potensi produksi tahunan yang tinggi.
Baca Juga
Dalam praktiknya, mesin perontok padi ini sangat membantu petani terutama saat menghadapi musim panen raya. Kehadiran alat tersebut mampu memangkas waktu dan tenaga dalam proses merontokkan gabah, sekaligus meningkatkan efisiensi dan mutu hasil panen.
“Mesin power thresher sangat dibutuhkan petani terutama saat musim panen raya. Dengan alat ini, petani bisa menghemat waktu dan tenaga dalam merontokkan gabah. Produktivitas pun bisa ditingkatkan secara signifikan,” jelas Syakur.
Ia menambahkan, proses seleksi kelompok tani penerima bantuan telah dilakukan melalui mekanisme administrasi dan verifikasi teknis di lapangan. Hanya kelompok yang memenuhi persyaratan kelembagaan dan memiliki kesiapan operasional yang ditetapkan sebagai penerima.
Bantuan tersebut disalurkan kepada kelompok tani dari berbagai kecamatan di Kabupaten Garut, termasuk wilayah-wilayah sentra produksi padi seperti Kecamatan Banyuresmi, Tarogong Kidul, Wanaraja, dan Karangpawitan. Masing-masing kelompok tani menerima satu unit mesin untuk digunakan bersama secara bergiliran.
Pihak Dinas Pertanian juga berkomitmen untuk mendampingi para petani dalam penggunaan dan perawatan mesin tersebut. Pendampingan teknis ini mencakup pelatihan operator, simulasi penggunaan, hingga pengawasan operasional di lapangan.
Selain penyerahan bantuan, pada kesempatan tersebut juga dilakukan sosialisasi pentingnya pemeliharaan alat pascapanen secara berkala. Pemerintah daerah mendorong pembentukan tim operator tetap di masing-masing kelompok tani guna memastikan keberlanjutan penggunaan mesin.
"Dengan pembentukan tim operator, mesin tidak hanya akan digunakan pada satu musim saja, tapi bisa terus dimanfaatkan dalam jangka panjang," ujarnya.
Ia menjelaskan, salah satu tantangan terbesar dalam program bantuan alat adalah kelalaian dalam pemeliharaan dan kurangnya sumber daya manusia yang siap mengoperasikan alat secara optimal. Karena itu, penguatan kapasitas SDM menjadi bagian penting dari kegiatan ini.
Pemerintah Kabupaten Garut berharap, melalui bantuan ini, tingkat kehilangan hasil panen (losses) yang selama ini tinggi akibat keterbatasan alat pascapanen bisa ditekan secara signifikan. Selain itu, petani juga diharapkan mampu mempercepat proses panen, yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan pendapatan mereka.