Bisnis.com, BANDUNG - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat membuat sejumlah catatan selama libur Lebaran 2022.
Salah satu catatan yang disorot, ialah soal tingginya angka wisatawan yang berpengaruh pada ekonomi UMKM warga lokal di sekitar wisata.
Kadisparbud Jabar Benny Bachtiar mengatakan berdasarkan interaksi dengan warga, salah satu yang disorot yakni jumlah pelancong yang datang ke destinasi wisata kurang mendongkrak roda perekonomian khususnya bagi pengusaha kecil menengah.
"Wisatawan banyak tapi roda perekonomian masih tetap sama seperti libur biasa, ini mohon maaf istilahnya botram dalam bahasa Sunda, jadi mereka membawa makanan dari rumah, makan di tepi pantai dan sampahnya berserakan," katanya, Selasa (10/4/2022).
Saat ini, Disparbud Jabar pun tengah menggodok sejumlah cara untuk menyelaraskan roda wisata dan geliat perekonomian warga lokal.
Di sisi lain pihaknya memberikan imbauan kepada pelaku UMKM, khususnya kuliner agar tetap mematok harga yang wajar.
"Penyedia makanan misalnya tidak boleh mematok harga yang tinggi, misal minuman di minimarket Rp2.000, jual Rp3.000 lah jangan Rp7.000 atau Rp10.000. Ini perputaran ekonomi bisa berputar karena UMKM bisa meningkat terutama pemilik warung, pengunjung juga tidak keberatan karena harganya relatif wajar," katanya.
Selain itu, pihaknya juga tengah mengatur regulasi agar konglomerasi tidak mengambil porsi dari masyarakat lokal di lokasi wisata. Hal ini, pernah ia atur saat mengunjungi Pantai Karang Potong di Cianjur.
"Sektor UMKM yang kita pikirkan UMKM-nya, kan tujuan dibangun objek wisata untuk mendongkrak perekonomian masyarakat bukan untuk konglomerasi semata, kami coba atur kemarin di Karang Potong, udah oke, view oke, saya instruksikan tidak boleh menjual makanan yang sudah ada di masyarakat, artinya nanti segmen lain, biarkan di masyarakat tumbuh," tutur Benny.
Selain menyoroti soal roda ekonomi masyarakat lokal, Disparbud Jabar juga mencatat soal infrastruktur pendukung di dalam obyek wisata yang masih harus diperhatikan. Seperti misal tempat sampah, musala, dan toilet.
"Terkadang amenitas di tempat destinasi wisata ini yang harus kita perhatikan," ujarnya.
Catatan yang terakhir, adalah soal pengaturan jumlah pengunjung yang membludak. Benny menyebut, membludaknya kunjungan wisatawan ke destinasi wisata favorit karena euforia setelah dua tahun tertahan karena pandemi.
"Contoh kemarin di Pangandaran begitu padatnya di area-area tempat wisata, di area pantai yang bisa dipakai berenang sehingga bisa memacetkan, ini disebabkan fasilitas tempat parkir yang tidak memadai," ujar Benny.
Untuk memecahkan kendala-kendala tersebut di Pangandaran Disparbud Jabar dan Pemkab Pangandaran tengah menggodok regulasi untuk masuk ke area wisata, salah satunya dengan membuat kantong parkir.
"Pemerintah daerah harus mempersiapkan shuttle untuk mengantarkan mereka ke area wisata," pungkasnya.