Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DTPH Sebut 70 Persen Lahan Pertanian di Jabar dalam Kondisi Tidak Subur

DTPH Jabar menyebut sekitar 70 persen dari luas lahan pertanian di wilayah ini mayoritas dalam kondisi kritis alias tidak subur.
Kepala DTPH Jabar Dadan Hidayat
Kepala DTPH Jabar Dadan Hidayat

Bisnis.com, SUBANG - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Provinsi Jawa Barat menyebut sekitar 70 persen dari luas lahan pertanian di wilayah ini mayoritas dalam kondisi kritis alias tidak subur.

Penyebab utama menyusutnya kesuburan lahan ini, akibat pemupukan kimiawi yang berlebihan. 

"Hasil analisa kami, lahan pertanian di kita hanya 10 persen saja yang masih subur," ujar Kepala DTPH Jabar Dadan Hidayat di sela-sela kegiatan launching buku semi-biografi bertajuk untuk Petani Sultan Bukan Cuma Impian, di Kabupaten Subang, Selasa (22/8/2023).

Dia menjelaskan, dari luas lahan pertanian di Jabar yang mencapai 892.821 hektare terbagi tiga klasifikasi. Yakni, 70 persennya dalam kondisi tidak subur, 20 persennya kurang subur, serta 10 persen dinyatakan masih subur.

"Salah satu dampak yang paling terasa dari menurunnya kesuburan lahan ini, adalah produktivitas menjadi stuck. Bahkan, akibat menurunnya kesuburan lahan ini juga berdampak pada hasil produksi benih padi. 

Secara nasional, lanjut Dadan, produktivitas benih stuck di angka 5,2 ton per hektare. Sedangkan di Jawa Barat sendiri rata-rata stuck di angka 5,6 ton per hektare.

Kondisi ini, tentu saja tidak sesuai ekspektasi. Pasalnya, target dari pemerintah sendiri khususnya untuk benih padi hasil produksinya itu minimal di angka 6 ton per hektare.

Untuk itu, saat ini pemerintah berupaya untuk mendorong supaya produktivitas benih padi ini kembali meningkat. Salah satunya, dengan menyosialisasikan akan pentingnya penggunaan pupuk berimbang, pupuk organik dan hayati kepada para petani benih (penangkar benih).

Dia menjelaskan, saat ini animo petani akan pupuk organik lumayan bagus. Dari catatan yang ada, 10 persen petani di Jawa Barat saat ini sudah beralih dari penggunaan pupuk kimia ke organik. Hal ini, menurut dia perlu dilakukan secara masif.

"Salah satu upaya kita, itu bersinergi dengan petani-petani untuk terus mengaplikasikan pupuk organik dalam aktivitas budidayanya," kata Dadan.

Sementara itu, Khaerul Anam Syah Pendiri CV Fiona Benih Mandiri mengatakan saat ini produktivitas benih padi sudah mengalami peningkatan. Seperti di wilayah Pantura, sudah ada petani benih yang bisa menembus angka 10 ton per hektarenya.

"Saat ini, petani benih juga dituntut untuk bisa berinovasi supaya hasil produksi lebih meningkat lagi. Karena dengan inovasi ini, menjadi kunci kesuksesan bagi petani. Salah satunya, inovasi memroduksi benih baru," ujar petani sultan asal Pusakajaya ini. (K60)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Asep Mulyana
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper