Bisnis.com, CIREBON- Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat menginginkan Centra Batik Trusmi di Kabupaten Cirebon mampu meningkatkan daya saing.
Kepala Disperindag Jawa Barat, Noneng Komara Nengsih mengatakan, industri batik dari Cirebon saat ini tengah terpukul lantaran harus bersaing dengan kota/kabupaten lainnya yang juga memiliki industri serupa.
Kota maupun kabupaten lainnya di Jawa Barat, kata Noneng, memiliki motif beragam. Bahkan, beberapa di antaranya sudah menguasai teknik-teknik mutakhir untuk menjemput pasar batik nasional.
"Harusnya jangan tertinggal, harus menjadi leader perbatikan juga di Jawa Barat," kata Noneng di Kabupaten Cirebon, beberapa waktu lalu.
Centra Batik Trusmi di Jalan Otto Iskandar Dinata, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, selalu sepi dari aktivitas jual beli. Sejumlah pedagang pun mengeluhkan kondisi tersebut.
Kios kain hingga pakaian batik di Centra Batik Trusmi hanya beberapa saja yang terbuka. Sebagian besar kios di tempat tersebut pun tampak terkunci rapat.
Baca Juga
Penjual batik, Yadi (45), mengatakan, sentra batik khas Cirebon tidak pernah ramai dari pembeli. Mereka yang datang ke tempat ini pun, sebagian besar untuk membeli makanan khas empal gentong.
"Belum pernah ramai, satu hari juga paling banyak dua orang yang beli. Tidak tahu kenapa, padahal ini letaknya sangat strategis," kata Yadi.
Setiap harinya, Yadi mengaku hanya mampu mendapatkan uang paling besar Rp150.000 Sedangkan pada akhir pekan, pendapatan pun hanya Rp 800.000.
Dia berharap emerintah bisa menyelesaikan permasalahan tersebut, sehingga Centra Batik Trusmi menjadi daya tarik bagi para pencinta batik atau pun wisatawan yang berkunjung ke Cirebon.
Centra Batik Trusmi diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Pasar tersebut awalnya diproyeksikan sebagai sentra batik Jabar dengan menelan anggaran Rp10 miliar, Rp6 miliar dari bantuan gubernur dan Rp4 miliar dari APBD Kabupaten Cirebon.
Kemudian, Centra Batik Trusmi terdiri dari 154 kios yang di peruntukkan bagi pengrajin batik kecil.