Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akhir Oktober: Harga Mayoritas Pangan di Cirebon Stabil, Kecuali Daging Ayam Ras Segar

Kenaikan harga pangan tentunya membuat para pedagang daging ayam di pasar tradisional terjepit.
Peternak memberi pakan ayam potong di Kampung Sukarahayu, Desa Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Bisnis/Rachman
Peternak memberi pakan ayam potong di Kampung Sukarahayu, Desa Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Bisnis/Rachman

Bisnis.com, CIREBON- Mayoritas harga pangan di tingkat pedagang eceran Kabupaten Cirebon, Jawa Barat secara rata-rata terpantau stabil pada pekan terakhir Oktober 2024. Terpantau hanya dua komoditas yang mengalami lonjakan harga.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) per Senin (23/9/2024), harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat yang terpantau stabil di antaranya, gula pasir, telur ayam ras segar, cabai merah besar, cabai merah keriting, bawang putih, hingga daging sapi.

Gula pasir yang dijual di pasar tradisional Kabupaten Cirebon saat ini tetap bertahan pada Rp18.750 per kilogram. Harga komoditas pangan cenderung stabil sejak Hari Raya Idul Fitri 1445 H.

Telur ayam ras segar yang beberapa bulan lalu mengalami lonjakan harga hingga Rp30.000 per kilogram, kini turun menjadi Rp26.000.

Untuk cabai rawit hijau yang semula naik dari angka Rp33.000, kini menjadi Rp24.500. Kemudian, cabai merah keriting saat ini menembus angka Rp23.000, sementara pekan lalu Rp29.000.

Sementara, komoditas yang masih mengalami lonjakan harga yakni daging ayam ras segar. Beberapa pekan lalu, harga komoditas ini Rp29.000 per kilogram, namun dalam satu pekan terakhir berada pada angka Rp34.500.

Burhan (45), salah satu pedagang daging ayam di pasar tersebut, menyebutkan bahwa pasokan ayam dari peternak lokal dan luar kota menurun drastis sejak awal bulan Oktober.

“Pasokan ayam ke pasar memang sedikit berkurang satu minggu terakhir. Tetapi, permintaan dari konsumen semakin naik. Kalau seperti ini, biasanya harga suka naik," kata Burhan, Senin (28/10/2024).

Burhan menyebutkan, berdasarkan keterangan dari distributor, cuaca yang kurang bersahabat juga mempengaruhi produksi ayam. Kondisi tersebut membuat penyakit menyerang hewan sehingga mengurangi jumlah ayam siap potong.

Kenaikan harga ini tentunya membuat para pedagang daging ayam di pasar tradisional terjepit. Di satu sisi, mereka harus membeli ayam dengan harga yang lebih tinggi dari distributor atau peternak, tetapi di sisi lain, mereka harus menyesuaikan harga jual agar tetap terjangkau bagi konsumen.

“Banyak pembeli yang mengeluh soal harga ayam sekarang. Jadi, mau tidak mau, kami harus pintar-pintar mengatur harga jual," kata Burhan.

Para konsumen yang biasa membeli ayam untuk kebutuhan harian juga merasakan beban dari kenaikan harga ini. Siti Masithoh (30), seorang ibu rumah tangga yang tinggal di daerah Sumber, mengaku harus mengurangi jumlah pembelian daging ayam untuk keluarganya karena harga yang terlalu mahal.

Biasanya, kata Siti, ia biasa membeli beli satu kilogram daging ayam untuk masak sehari-hari. Namun, sekarang terpaksa dikurangi untuk menghemat pengeluaran.

"Mungkin untuk sementara, saya akan lebih sering beli ikan atau tahu dan tempe untuk menggantinya,” ujar Siti.

Beberapa pedagang berharap agar kenaikan harga ini bersifat sementara dan tidak terus berlanjut hingga akhir tahun. Mereka khawatir jika harga terus meroket, daya beli masyarakat akan semakin turun, dan omset pedagang pun menurun drastis.

“Kami berharap harga bisa segera stabil lagi. Kalau terus naik seperti ini, kami yang jadi korban, karena masyarakat juga enggan membeli kalau harganya terlalu mahal," kata Burhan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper