Bisnis.com, CIREBON - Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut 4 Dedi Mulyadi menyampaikan kritik terhadap pola debat kandidat yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat.
Ia menilai format debat lebih menyerupai cerdas cermat ketimbang forum adu gagasan untuk menciptakan solusi kebijakan yang konkret.
"Orang hanya terpaku pada jawaban yang terlihat sudah tersedia di meja masing-masing. Tidak ada alur pembicaraan yang mengarah pada solusi kebijakan yang substansial," kata Dedi usai debat publik Pilgub Jabar di Kabupaten Cirebon, Sabtu (17/11/2024) malam.
Menurut Dedi, pola debat yang lebih menekankan aspek administratif tidak mencerminkan esensi kompetisi pemikiran seorang calon pemimpin daerah.
Dedi juga menyayangkan minimnya gagasan orisinal yang muncul selama debat. Ia berharap forum debat ini menjadi ajang pembuktian gagasan-gagasan baru yang segar dan mampu diuji di hadapan publik.
Selama debat berlangsung, semua pasangan hanya memunculkan aspek teknis-administratif dalam setiap soal dan jawaban. Baginya, debat tersebut diikuti oleh calon gubernur, bukan debat organisasi kepala perangkat daerah.
Baca Juga
"Debat ini harus melahirkan nilai-nilai baru, bukan sekadar paparan tekstual. Kita ingin debat seperti di Amerika Serikat, di mana para kandidat benar-benar menawarkan ide besar," kata Dedi.
Dedi berharap KPU dapat mengevaluasi format debat agar lebih menggugah diskusi strategis dan relevan dengan kebutuhan masyarakat Jawa Barat.
"Semoga ke depannya KPU bisa memperbaiki pola debat ini, sehingga lebih memacu inovasi kebijakan daripada hanya sekadar jawaban administratif," pungkasnya.
Dengan kritik ini, Dedi Mulyadi ingin mengingatkan pentingnya memperkaya proses demokrasi agar menghasilkan pemimpin yang visioner dan mampu membawa perubahan nyata.