Bisnis.com, BANDUNG — Bank Indonesia Jawa Barat mengimbau terkait adanya potensi peningkatan inflasi di 2025 mendatang.
Diperkirakan lonjakan inflasi akan didorong oleh kenaikan harga komoditas nonmigas dunia dan kenaikan dari sisi permintaan.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Muhamad Nur mengatakan pemerintah harus memerhatikan beberapa hal terutama soal perkembangan eskalasi politik global pascaterpilihnya Donald Trump.
“Dari sisi global terdapat beberapa hal yang patut diperhatikan yaitu arah kebijakan pemerintahan pemerintah baru AS yang akan mempengaruhi perekonomian dunia,” ungkapnya kepada Bisnis, belum lama ini.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang masih belum mencapai target juga akan memengaruhi perekonomian dalam negeri.
“Dinamika ketegangan geopolitik Timur Tengah masih terus berlangsung, tapi saya yakin pemerintah sudah memitigasi ini,” jelasnya.
Baca Juga
Meski demikian, Nur menilai di tengah tantangan global ini, Jawa Barat masih memiliki peluang untuk meningkatkan kinerja perekonomian.
“Dengan posisi yang strategis didukung fasilitas infrastruktur yang sangat memadai, Jawa Barat tetap menjadi kontributor investasi terbesar di Indonesia seiring kondisi yang kondusif dan kebijakan pemerintah yang membuka investasi asing dan domestik secara meluas untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari sisi sektoral,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, Jawa Barat sebagai pusat industri terbesar berpotensi memberikan kontribusi kinerja bagi industri nasional dan perekonomian Jawa Barat seiring meningkatnya permintaan dari dalam dan luar negeri, dan kebijakan pemerintah hilirisasi sumber daya alam.
Selain itu, upaya menjawab tantangan perekonomian juga didukung oleh implementasi digitalisasi di berbagai sektor yang meningkat di 2025, termasuk potensi UMKM dan pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru.
Ia juga menuturkan, pertumbuhan ekonomi pada 2025 PDRB Jawa Barat diperkirakan tumbuh lebih baik dibandingkan dengan tahun 2024 dengan beberapa faktor pendukung.
Beberapa di antaranya, di sisi permintaan, konsumsi rumah tangga diperkirakan meningkat seiring dengan peningkatan mobilisasi masyarakat dan transaksi ekonomi.
Kemudian, di sisi investasi diproyeksikan juga meningkat, didorong oleh keberlanjutan proyek investasi pemerintah dan swasta.
“Optimisme dunia usaha diperkirakan meningkat terhadap pemerintahan baru. Ekspor juga diperkirakan membaik, seiring dengan prospek pemulihan ekonomi negara mitra dagang,” tambahnya.
Selanjutnya, dari sisi lapangan usaha, sektor industri pengolahan dan perdagangan juga mulai menunjukkan peningkatan yang didorong oleh meningkatnya permintaan luar negeri seiring perbaikan perekonomian negara mitra dagang serta perbaikan ekonomi domestik.
“Sektor pertanian juga diperkirakan tumbuh lebih baik didukung kondisi cuaca dan program pemerintah baru menuju swasembada pangan. Sektor transportasi dan pergudangan serta penyediaan akomodasi dan makanan-minuman juga diperkirakan terjaga seiring dengan terus berlangsungnya aktivitas pariwisata,” tandasnya.