Bisnis.com, BANDUNG—Operasi Pasar Bersubsidi (Opadi) yang digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat sukses menjadi salah satu instrumen pengendali inflasi.
Kadisperindag Jabar Noneng Komara mengatakan pihaknya sudah menyelesaikan empat kali gelaran Opadi sepanjang 2024 ini mulai dari Opadi jelang Idulfitri, Iduladha, kenaikan harga tertentu dan jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Untuk Opadi Nataru, pihaknya sudah menggelar di 10 kabupaten/kota mulai 4-10 Desember lalu dengan komoditas minyak goreng kemasan, gula putih, beras premium. Dari target 56.450 paket, pihaknya berhasil menyalurkan 42.165 paket.
“Alhamdulilah sudah terlaksanakan keseluruhannya, memang permintaan masih cukup banyak, tapi kita menyesuaikan dengan anggaran yang ada,” katanya di Bandung, Kamis (19/12/2024).
Jelang Nataru ini pihaknya tidak menggelar Opadi di seluruh 27 kabupaten/kota, melainkan di daerah-daerah yang butuh intervensi berdasarkan kajian akademisi dari sejumlah perguruan tinggi.
“Kajian teman-teman, bagaimana kegiatan ini bisa menjadi salah satu penyeimbang dan stabilisasi harga di satu daerah. Alhamdulilah, hasilnya inflasi masih terjaga sampai Desember dan kelihatannya masih terjaga, masih di bawah 2,5%,” tuturnya.
Baca Juga
Menurutnya Opadi makin bisa berperan dalam pengendalian inflasi karena pola yang sama juga digelar oleh kabupaten/kota. Noneng menilai daerah pun sudah mulai paham mengenai pentingnya operasi pasar agar kenaikan harga komoditas tertentu bisa ditekan.
“Pemda aware untuk menjaga stabiltas harga. Jadi bagi masyarakat ada keterjangkauan harga, Opadi ini juga terutama menjaga masyarakat yang hampir mereka bisa terlindungi dengan bantuan dari pemerintah. Dengan harga yang terjangkau,” tuturnya.
Pihaknya juga menyerahkan pada daerah untuk menentukan lokasi yang akan menjadi tempat Opadi. Warga didata KTP-nya, lalu mendapatkan kupon pembelian paket. “Daerah lebih paham kondisi di mana warganya, jadi tempat ditentukan oleh mereka,” kata Noneng.
Noneng pun menilai secara keseluruhan Opadi sebagai salah satu instrumen yang dimiliki oleh Pemprov Jabar bisa mengendalikan harga hingga akhir tahun ini. Menurutnya selain Opadi, Disperindag Jabar juga aktif memantau tren pergerakan harga.
“Kita tidak menunggu inflasi terjadi, seperti awal Desember kami sudah bergerak dengan Opadi, kita lihat tren sebelum harga naik sudah bergerak. Alhamdulilah, tidak ada gejolak sampai sekarang,” tuturnya.