Bisnis.com, CIREBON - Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak sapi terus meluas di Kabupaten Cirebon dengan sejumlah desa melaporkan infeksi yang cukup signifikan.
Namun, meskipun pemerintah daerah telah melakukan berbagai langkah untuk mengatasi wabah ini, banyak peternak yang enggan melaporkan kasus PMK. Sikap ini memicu kekhawatiran karena dapat memperburuk penyebaran virus dan menghambat upaya pengendalian lebih lanjut.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, per 15 Januari 2025, terdapat 36 ekor sapi yang terinfeksi PMK. Angka ini menunjukkan lonjakan signifikan dibandingkan minggu sebelumnya yang hanya tercatat 10 ekor.
Namun, angka tersebut bisa lebih tinggi lagi, mengingat tidak sedikit peternak yang memilih untuk tidak melaporkan ternaknya terinfeksi.
"Salah satu alasan utama yang muncul dari peternak adalah kekhawatiran terhadap kerugian ekonomi yang lebih besar akibat tindakan karantina atau pemusnahan ternak yang terinfeksi," kata Pelaksana Tugas Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Durahman, Kamis (16/1/2025).
Menurut Durahman, angkah cepat dalam penanganan PMK, seperti pemberian vaksinasi dan pengobatan, hanya bisa dilakukan jika kasus dilaporkan segera setelah terdeteksi.
Baca Juga
Namun, dengan keterlambatan dalam pelaporan, penyebaran virus PMK bisa semakin meluas, dan upaya penanggulangan menjadi jauh lebih sulit.
"Kami mengimbau agar peternak bisa lebih terbuka dan melaporkan kasus yang terjadi, karena semakin cepat ditangani, semakin kecil kemungkinan penyebarannya," tambah Durahman.
Keengganan melaporkan kasus PMK juga berkaitan dengan dampak ekonomi yang dirasakan oleh para peternak. Harga sapi di Kabupaten Cirebon dikhawatirkan anjlok akibat ketakutan akan penyebaran PMK.
Meskipun tantangan besar masih ada, pemerintah Kabupaten Cirebon terus berupaya mencari solusi agar peternak lebih aktif melaporkan kasus PMK. Durahman berharap agar kedepannya, peternak bisa lebih terbuka dan memahami bahwa melaporkan penyakit adalah langkah terbaik untuk menjaga kesehatan ternak dan stabilitas ekonomi daerah.
“Kami harap dengan peningkatan sosialisasi dan pemahaman, peternak tidak lagi merasa takut untuk melaporkan kasus PMK. Wabah ini hanya bisa terkendali jika semua pihak bekerja sama,” ujarnya.