Bisnis.com, GARUT- Kerajinan kulit Sukaregang resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Jawa Barat 2025.
Keputusan ini disambut antusias oleh masyarakat dan pelaku usaha di Garut, yang selama ini menjadikan kerajinan kulit sebagai mata pencaharian utama
Wakil Menteri Koperasi dan UKM, Ferry Joko Juliantono mengatakan, apresiasi kepada masyarakat Garut atas kontribusi besar mereka dalam industri kulit nasional.
“Kami mengakui Garut memiliki peran strategis dalam industri kulit di Indonesia. Berdasarkan data, Garut menyumbang 25 persen dari total produksi kulit nasional. Ini adalah pencapaian luar biasa yang harus terus kita dukung,” kata Ferry, Kamis (17/1).
Kerajinan kulit Sukaregang telah dikenal luas sebagai salah satu keunggulan daerah Garut. Sejarahnya bermula lebih dari 100 tahun lalu, ketika masyarakat setempat mulai memanfaatkan kulit hewan untuk diolah menjadi berbagai produk fungsional dan estetik.
Produk kulit asal Sukaregang mencakup beragam barang seperti tas, sepatu, dompet, jaket, dan aksesoris lainnya. Keunikan produk-produk ini terletak pada kualitas bahan baku dan teknik pengolahan khas Garut yang menjadikannya sangat diminati, baik di pasar lokal maupun internasional.
Baca Juga
Ferry mengatakan, pemerintah akan terus memberikan dukungan penuh kepada industri kerajinan kulit, khususnya di Garut. Salah satu fokus utamanya adalah pengelolaan limbah produksi yang selama ini menjadi tantangan besar bagi para perajin.
"Kementerian Koperasi juga mendukung industri artisan kulit Indonesia. Kami telah sepakat untuk berkontribusi pada pengelolaan limbah, sehingga proses produksinya tidak mencemari sungai dan tetap ramah lingkungan,” jelas Ferry.
Meskipun prospek industri kulit Garut sangat menjanjikan, para perajin menghadapi berbagai tantangan, termasuk kenaikan harga bahan baku, persaingan dengan produk impor, dan keterbatasan akses teknologi modern.
Namun, dengan adanya pengakuan ini, pemerintah berkomitmen untuk memberikan dukungan yang lebih besar, baik dalam bentuk pelatihan, pendampingan, maupun akses permodalan.
“Pengakuan ini adalah langkah awal untuk membawa kerajinan kulit Garut ke tingkat yang lebih tinggi. Kami percaya, dengan kerja sama semua pihak, industri ini dapat menjadi motor penggerak ekonomi lokal sekaligus melestarikan budaya bangsa,” kata Ferry.
Profil Kerajinan Kulit Sukaregang
Kerajinan kulit Sukaregang telah berkembang sejak zaman kolonial Belanda pada awal abad ke-20. Awalnya, produk kulit dari Sukaregang digunakan untuk membuat pelana sepeda dan jok delman.
Setelah kemerdekaan Indonesia, industri ini dikelola oleh tokoh-tokoh lokal seperti Haji Muhtar dan Haji Usman, yang kemudian dilanjutkan oleh generasi penerus seperti Haji Ayub dan Haji Ujang Solihin.
Produk kulit Sukaregang melalui proses penyamakan dan produksi yang detail, mulai dari perendaman kulit mentah, penghilangan bulu, pewarnaan, hingga proses finishing untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi.
Produk-produk unggulan seperti jaket kulit, tas, sepatu, hingga aksesori lainnya telah menarik minat pasar internasional, termasuk Malaysia, Korea, Hong Kong, dan Jepang.