Bisnis.com, CIREBON - Bank Indonesia mengharapkan bupati dan wali kota terpilih di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning) tetap melanjutkan pembangunan kawasan Metropolitan Rebana sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di Jawa Barat.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cirebon Jajang Hermawan mengatakan kawasan Rebana yang digadang-gadang menjadi mesin pertumbuhan baru di luar Jabodetabek memerlukan komitmen kuat dari pemerintah daerah agar potensi ekonominya dapat benar-benar terwujud.
Menurutnya, harus ada kesinambungan kebijakan setelah pilkada serentak yang berlangsung lancar.
"Kami melihat pilkada yang berjalan kondusif ini sebagai sinyal positif bagi kontinuitas pembangunan. Namun, yang lebih penting adalah bagaimana kepala daerah terpilih bisa menjaga komitmen untuk memastikan proyek Rebana tidak stagnan,” kata Jajang kepada Bisnis, Senin (10/1/2025).
Jajang menekankan, infrastruktur dasar di Kawasan Rebana sudah tersedia. Tetapi, keberlanjutannya bergantung pada sinergi antar-pemerintah daerah di Ciayumajakuning.
Tanpa kerja sama erat, kata dia, potensi Rebana sebagai pusat pertumbuhan ekonomi akan sulit terealisasi secara optimal.
Baca Juga
Sejak dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, proyek Rebana telah mendapat dukungan infrastruktur yang cukup memadai. Jalan tol Cipali dan Tol Cisumdawu yang menghubungkan Ciayumajakuning dengan kota besar serta Bandara Internasional Kertajati menjadi tulang punggung konektivitas di kawasan ini.
Namun, kata Jajang, infrastruktur saja tidak cukup.
"Yang lebih penting adalah bagaimana pemerintah daerah bisa menarik investasi dan memastikan keberlanjutan proyek. Ini bukan hanya soal membangun jalan dan bandara, tetapi juga menciptakan ekosistem industri yang menarik bagi investor," jelasnya.
Bank Indonesia sendiri, kata Jajang, terus mendorong program penguatan ekonomi daerah, termasuk melalui pembiayaan UMKM dan kemitraan strategis dengan pelaku usaha lokal.
Ia mencontohkan bagaimana daerah seperti Majalengka dengan Bandara Kertajati bisa menjadi pusat logistik, sementara Indramayu dan Cirebon lebih fokus pada industri manufaktur dan perdagangan.
"Kalau semua daerah berjalan dengan strategi masing-masing tanpa koordinasi, kita akan kehilangan momentum," tambahnya.
Dengan pemimpin baru di Ciayumajakuning, harapan untuk percepatan pembangunan Rebana tetap tinggi.
Namun, ada beberapa tantangan yang perlu segera diatasi, seperti kepastian regulasi, percepatan izin investasi, dan peningkatan keterampilan tenaga kerja lokal agar sesuai dengan kebutuhan industri.
"Rebana adalah proyek besar yang membutuhkan visi jangka panjang. Kepala daerah terpilih harus melihat ini sebagai peluang, bukan beban. Jika mereka bisa memastikan kontinuitas dan meningkatkan koordinasi, saya optimis Rebana bisa menjadi pilar ekonomi baru di Jawa Barat," tutup Jajang.