Bisnis.com, KUNINGAN - Pemerintah Kabupaten Kuningan mengaku akan memperbanyak gerakan pangan murah (GPM) hingga Hari Raya Idulfitri 1446 H. Pasar murah tersebut diklaim untuk mengendalikan harga dan inflasi di daerah tersebut.
Bupati Kuningan Dian Rachmat Yanuar mengatakan GPM bertujuan untuk membantu masyarakat mendapatkan bahan pangan dengan harga lebih murah, terutama selama Ramadan ketika harga kebutuhan pokok cenderung meningkat tajam.
"Kami ingin memastikan masyarakat tetap bisa memenuhi kebutuhan pokok dengan harga terjangkau. Gerakan ini sudah kami lakukan di 15 desa sebagai langkah menekan inflasi dan menjaga stabilitas harga pangan di pasar. Ke depan, kami berharap program ini bisa menjangkau lebih banyak desa agar manfaatnya semakin luas," kata Dian, Senin (10/3/2025).
Dian mengatakan, GPM menyediakan berbagai bahan pangan dengan harga lebih rendah dibandingkan harga pasar. Beras, misalnya, dijual seharga Rp11.500 per kilogram, lebih murah dibanding harga pasaran yang bisa mencapai Rp13.000 hingga Rp15.000 per kilogram.
Selain itu, daging sapi dijual Rp105.000 per kilogram, bawang putih Rp40.000 per kilogram, bawang merah Rp36.000 per kilogram, minyak goreng Rp17.500 per liter, kentang Rp15.000 per kilogram, dan tomat Rp4.000 per 500 gram.
Harga pangan lainnya juga lebih terjangkau, seperti cabai rawit Rp10.000 per 200 gram, cabai merah Rp13.000 per 100 gram, tepung terigu Rp9.000 per kilogram, gula pasir Rp16.000 per kilogram, telur ayam Rp26.000 per kilogram, dan tepung tapioka Rp5.000 per 500 gram.
Baca Juga
Menurut Dian, program ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Bulog dan distributor pangan, untuk memastikan pasokan tetap mencukupi dan harga stabil di pasaran.
Kami memilih desa-desa berdasarkan kajian aspek ketahanan dan kerentanan pangan. Fokus utama program ini adalah wilayah yang tergolong rawan pangan agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat yang membutuhkan," jelasnya.
Feny, seorang ibu rumah tangga asal Desa Pasawahan, mengungkapkan bahwa selisih harga yang cukup signifikan membuatnya bisa menghemat pengeluaran untuk kebutuhan lain.
"Harga beras di sini lebih murah dibanding di warung. Selisihnya lumayan, bisa buat beli kebutuhan lain. Program seperti ini sangat membantu, apalagi saat Ramadan, di mana harga-harga biasanya naik," katanya.
Selain menyalurkan pangan murah, pemerintah daerah juga akan mengawasi distribusi bahan pangan agar tidak terjadi spekulasi harga di pasar, yang dapat merugikan masyarakat. Pemerintah menegaskan bahwa keberlanjutan program ini menjadi bagian dari strategi besar dalam mengendalikan inflasi daerah.
GPM menjadi salah satu strategi utama dalam menghadapi lonjakan harga yang biasanya terjadi selama Ramadan dan menjelang Idulfitri. Dengan melibatkan Bulog dan distributor, program ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara permintaan dan ketersediaan bahan pangan.