Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI Jabar Optimistis Kinerja Pasar Modal Tetap Terjaga

Faktor eksternal seperti konflik geopolitik, perang dagang antara China dan AS, serta kenaikan harga energi telah memberikan tekanan terhadap ekonomi global.
Investor mengamati layar informasi harga saham di Jakarta, Rabu (5/3/2025). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Investor mengamati layar informasi harga saham di Jakarta, Rabu (5/3/2025). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, CIREBON — Sepanjang tahun ini kinerja pasar modal diprediksi masih menghadapi tantangan dari ketidakpastian global dan domestik sehingga menciptakan dinamika yang menuntut strategi adaptif bagi investor.

Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jawa Barat Ahmad Dirgantara mengatakan kondisi ekonomi global saat ini tengah menghadapi tantangan yang cukup berat. Perlambatan ekonomi mulai terlihat dari berbagai indikator termasuk penurunan pola konsumsi masyarakat. 

Menurutnya, faktor eksternal seperti konflik geopolitik, perang dagang antara China dan Amerika Serikat, serta kenaikan harga energi telah memberikan tekanan terhadap ekonomi global.

"Dinamika ekonomi dunia saat ini cukup kompleks. Perang dagang yang berlangsung antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia tentu memberikan dampak, tidak hanya bagi mereka, tetapi juga bagi negara berkembang seperti Indonesia," ujarnya, Senin (17/3/2025).

Kendati demikian, dampak dari faktor-faktor tersebut terhadap perekonomian Indonesia masih relatif terkendali. Meskipun ada tekanan eksternal, fundamental ekonomi Indonesia diprediksi masih cukup kuat. 

"Indonesia memiliki daya tahan yang cukup baik. Fundamental ekonomi kita cukup kuat, didukung oleh konsumsi domestik yang masih menjadi pendorong utama pertumbuhan. Selain itu, sektor keuangan kita juga relatif stabil, meskipun ada gejolak di pasar modal," katanya. 

Gejolak ekonomi yang terjadi juga berdampak pada pasar modal. Harga saham mengalami tekanan akibat sentimen negatif yang berkembang di pasar global. Namun, kondisi ini justru bisa menjadi peluang bagi investor jangka panjang.

Dia mencontohkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat turun ke level 6.500 akibat tekanan global. Namun dalam waktu singkat berhasil kembali ke kisaran 6.800. Hal ini menunjukkan bahwa pasar masih memiliki daya tahan yang cukup baik.

"Pasar modal kita tetap menarik. Ketika terjadi koreksi, investor cenderung panik dan buru-buru menjual sahamnya. Padahal, dalam jangka panjang, pasar modal tetap memiliki prospek yang menjanjikan," ucapnya. 

Dia menilai investasi di pasar modal bukan hanya soal mencari keuntungan dalam waktu singkat tetapi lebih kepada strategi jangka panjang. Dia mengusulkan agar investor tidak terlalu terpengaruh oleh sentimen jangka pendek yang sering kali membuat pasar berfluktuasi.

Ahmad optimistis dengan prospek ekonomi Indonesia ke depan meskipun terdapat tantangan global. Menurutnya, pemerintah telah mengambil berbagai langkah untuk menjaga stabilitas ekonomi termasuk dengan menjaga inflasi tetap terkendali dan mendorong pertumbuhan investasi.

"Pemerintah sudah melakukan berbagai kebijakan untuk menjaga perekonomian tetap stabil. Dari sisi moneter, Bank Indonesia juga telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan inflasi," tuturnya.

Sektor-sektor unggulan seperti manufaktur, infrastruktur, dan teknologi masih memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi. Dengan demikian, investor tetap bisa menemukan peluang investasi yang menguntungkan di tengah kondisi ekonomi yang penuh tantangan.

"Dalam dunia investasi, fluktuasi adalah hal yang wajar. Yang penting adalah bagaimana kita menyikapi situasi ini dengan strategi yang tepat. Jangan mudah panik ketika harga saham turun karena dalam jangka panjang, pasar modal masih memberikan keuntungan yang menarik," terang Ahmad. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper