Bisnis.com, CIREBON - Stok cadangan beras yang dikuasai Perum Bulog Cirebon saat ini mencapai 100.000 ton.
Pimpinan Bulog Cabang Cirebon Ramaijon Purba mengungkapkan dari total stok tersebut, sebagian telah dikirim ke wilayah lain untuk menjaga keseimbangan pasokan nasional.
“Kami telah menyalurkan sekitar 6.500 ton beras ke Batam dan Bengkulu sebagai bagian dari distribusi nasional,” katanya saat ditemui di kantornya, Jumat (28/3/2025).
Menurut Ramaijon, stok yang tinggi ini merupakan bagian dari kebijakan pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
“Ini adalah langkah antisipatif agar ketika ada lonjakan harga atau gangguan pasokan, kita sudah siap dengan stok yang cukup,” ujarnya.
Selain memastikan stok aman, pemerintah juga kembali mengaktifkan Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang sebelumnya sempat dihentikan sementara.
Baca Juga
Program ini bertujuan untuk memastikan harga beras tetap terjangkau di pasar dan mencegah spekulasi harga yang bisa merugikan masyarakat.
“SPHP sudah mulai dibuka kembali secara bertahap,” kata Ramaijon. “Zona 2 dan 3, yang mencakup wilayah di luar Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, sudah lebih dulu menerima distribusi SPHP. Sedangkan untuk Zona 1, termasuk Cirebon, akan mulai menerima distribusi pada akhir Februari 2025.”
Lebih lanjut, ia menjelaskan pelaksanaan SPHP di Cirebon akan dilakukan dengan tiga skema utama, yakni, operasi pasar, gerakan pangan murah, hingga distribusi ke toko-toko di pasar.
Ramaijon mengatakan, kondisi harga beras di pasaran masih menjadi perhatian utama, terutama setelah beberapa bulan terakhir mengalami kenaikan.
Ia menegaskan dengan adanya stok yang besar, pihaknya siap melakukan intervensi pasar jika diperlukan.
“Kami akan terus memantau pergerakan harga di lapangan. Jika ada kenaikan signifikan, maka kami akan segera melakukan operasi pasar untuk menekan harga agar tetap stabil,” ujarnya.
Menurut data yang dihimpun dari sejumlah pasar di Cirebon, harga beras premium saat ini berkisar Rp15.000-Rp16.500 per kilogram, sementara beras medium di kisaran Rp13.500 – Rp14.500 per kilogram.
Harga ini masih lebih tinggi dibandingkan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Ramaijon menegaskan, keberadaan stok beras SPHP yang dijual dengan harga lebih murah diharapkan bisa menjadi solusi untuk menekan harga di pasaran.
"Kami berharap program ini bisa membantu masyarakat mendapatkan beras dengan harga yang lebih terjangkau,” katanya.
Ia juga menyebutkan jika diperlukan, pengiriman ke daerah lain bisa kembali dilakukan dalam beberapa bulan ke depan.
Bulog Cirebon menargetkan untuk terus memperkuat stok beras guna menghadapi berbagai kemungkinan, termasuk faktor cuaca yang bisa mempengaruhi produksi padi. “Kami terus bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk petani dan pemerintah daerah, agar suplai beras tetap stabil,” kata Ramaijon.