Bisnis.com, BANDUNG— PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) atau PT Inti menutup Kuartal I/2025 dengan mencatatkan overachiement terhadap Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2025 dengan mayoritas revenue berasal dari bisnis Managed Service dan produksi kartu prepaid.
“Tahun 2024 menjadi periode yang cukup menantang bagi Perusahaan, dan ketika Kuartal 1 tahun 2025 ditutup dengan catatan overachiement Revenue Induk hingga 139,10% dari RKAP, ini menjadi bukti komitmen Perseroan untuk terus fokus back on track,” ungkap Vice President Corporate Secretary PT INTI (Persero) Gema Alfarisi Deri, Senin (14/4/2025).
Menurutnya, capaian ini juga dibarengi dengan year on year Sales Growth Kuartal 1 tahun 2025 yang meningkat signifikan hingga 124,85% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Perolehan tersebut mayoritas dikontribusi oleh bisnis Managed Service perangkat olah data untuk layanan operasional PT Bank Rakyat Rakyat Indonesia (Persero) serta Manufacture kartu prepaid PT Bank Mandiri (Persero).
Ia menjelaskan, Managed Service adalah konsep bisnis yang mengalihdayakan layanan tertentu ke perusahaan spesialis, yang disebut Managed Service Provider (MSP). Konsep ini memungkinkan PT INTI (Persero) sebagai MSP untuk mengkoordinasi pengadaan workstation perusahaan konsumen dalam sebuah jaringan, yang bekerja dengan cara mengawasi proses instalasi, operasi, serta pemeliharaan perangkat keras dan perangkat lunak di setiap workstation.
Solusi Managed Service yang diterapkan dengan skema tahun jamak ini, lanjut Gema Alfarisi Deri, telah memberikan keberlanjutan bisnis bagi Bank BRI Zona 5 untuk memperkuat layanan operasional di wilayah Malang, Surabaya, dan Denpasar dengan cakupan di 2.096 unit kerja operasional mulai dari Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, Kantor Kas, Unit, Relationship Officer dan Sentra Layanan Prioritas.
Baca Juga
Lebih jauh, ia menjelaskan salah satu penopang overachiement Q1-2025 ini merupakan bisnis yang secara berkelanjutan telah diimplementasikan di area Bank BRI Zona 5 selama periode 2019-2024, dengan cakupan pekerjaan meliputi aspek pengadaan dan pengelolaan berbagai perangkat meliputi laptop, personal computer, printer, uninterruptible power supply (UPS), tablet, dan perangkat pendukung lainnya yang menunjang kelancaran operasional bank tersebut.
“Proyeksinya, Managed Service ini akan berlanjut kembali di area operasional tersebut,” ujar Gema.
Selain bisnis Managed Service, produksi kartu prepaid milik Bank Mandiri pun turut menjadi pengerek status kinerja pada Q1-2025. Angka realisasi sebesar 642.899 unit kartu prepaid itu menggenapkan produksi kartu prepaid sebanyak 1,7 juta unit atau setara dengan 35% dari total kebutuhan kartu prepaid Bank Mandiri.
Targetnya, Perseroan akan meningkatkan kapasitas produksi secara ekspansif menjadi 1 juta unit kartu per bulan untuk pemenuhan kebutuhan sektor perbankan sepanjang tahun 2025.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Bank Indonesia, total transaksi belanja via e-money di Indonesia mencapai Rp 372,91 triliun per Agustus 2024. Secara kumulatif, nilai transaksi uang elektronik di Indonesia pada periode Januari-Agustus 2024 mencapai Rp1,6 kuadriliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 35,76% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.
Melihat tren perkembangan e-money tersebut, maka setelah rampung menggarap produksi kartu prepaid milik Bank Mandiri, Executive General Manager Sales and Marketing PT INTI (Persero) Delvia Damayanti menjelaskan, Perseroan pun menargetkan untuk dapat menggarap kebutuhan Kartu Debit GPN dan Kartu Prepaid untuk sektor perbankan sepanjang tahun 2025. Terutama karena e-money telah menjadi metode pembayaran potensial bagi pertumbuhan bisnis di Indonesia.
“Pada tahun ini, terdapat potensi market share sekitar Rp 3,12 triliun yang bisa digarap,” ungkap Delvia.
Harapannya, konsistensi PT INTI (Persero) untuk berkolaborasi serta memberikan solusi yang mempermudah keberlanjutan bisnis, secara spesifik akan mendukung pertumbuhan industri domestik melalui kemandirian manufaktur nasional, dan meningkatnya daya saing Indonesia di kancah global, terutama dalam penguasaan teknologi untuk pasar lokal.