Bisnis.com, CIREBON – Upaya penyisiran korban longsor di kawasan tambang batu Gunung Kuda, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, terus berlangsung.
Pada Minggu (1/6/2025) pukul 10.41 WIB, satu jenazah kembali berhasil dievakuasi dari timbunan material longsor. Penemuan ini menambah total korban jiwa menjadi 18 orang.
Korban terbaru yang ditemukan teridentifikasi sebagai Nalo Sanjaya, seorang pekerja tambang yang sebelumnya dilaporkan hilang. Proses evakuasi berlangsung di sektor pencarian bagian tengah, tepat di antara area yang telah ditandai sebagai sektor A dan B.
Lokasi ini berada di bawah sebuah batu raksasa yang menjadi fokus utama pencarian hari ini.
Komandan Kodim 0620 Cirebon Letkol Infanteri M Yusron mengonfirmasi penemuan tersebut dalam pernyataan resmi kepada awak media. “Jenazah ditemukan di sektor barat, tepat di bawah batu besar. Lokasi ini sebelumnya sudah dianalisis dan dinyatakan layak untuk pencarian lanjutan,” ujarnya.
Tim gabungan pencari korban melibatkan personel dari TNI, Polri, BPBD, dan relawan lokal. Pencarian juga didukung oleh unit anjing pelacak T9 milik Polri, yang berhasil mendeteksi titik dengan aroma jenazah di sekitar lokasi penemuan.
Baca Juga
Indikasi awal dari anjing pelacak kemudian dikonfirmasi oleh penciuman langsung dari tim di lapangan.
“Anjing pelacak menunjukkan reaksi kuat di sekitar batu. Setelah itu tim SAR juga mencium bau khas yang biasa muncul dari korban yang tertimbun. Itu menjadi sinyal kuat bagi kami untuk menggali,” kata Yusron.
Sampai saat ini, masih ada tujuh korban yang belum ditemukan dari total 25 orang yang terjebak saat kejadian. Sebelumnya, delapan korban masih dalam pencarian, namun dengan ditemukannya jenazah Nalo Sanjaya, jumlah itu kini berkurang.
Longsor besar tersebut terjadi pada Jumat siang, (30/5/2025), ketika puluhan penambang tengah bekerja di area tambang. Dugaan awal menyebutkan bahwa longsor disebabkan oleh struktur tanah yang labil akibat curah hujan tinggi selama beberapa hari berturut-turut.
Menurut keterangan dari saksi dan rekan kerja korban, saat tanah mulai runtuh, sebagian pekerja berusaha menyelamatkan diri dengan berlindung di balik batu besar yang kini menjadi titik pencarian utama.
Namun, bukannya aman, batu tersebut justru terguling dan menimpa mereka.
Yusron menjelaskan upaya pencarian di medan sulit tersebut harus dilakukan dengan penuh perhitungan. Tiga kali longsoran susulan tercatat terjadi pada malam sebelumnya di sektor timur, memaksa tim untuk menghentikan sementara aktivitas di area tersebut.
“Kami tidak bisa sembarangan. Keselamatan tim menjadi prioritas utama. Setiap pergerakan tanah langsung direspons dengan evaluasi situasi dan pembatasan aktivitas,” tegasnya.