Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NTP dan NTUP di Jabar Alami Penurunan, Ini Sebabnya

NTP Jabar periode Mei 2025 tercatat 111,87. Penurunan NTP terjadi pada subsektor hortikultura 3,53%, dan subsektor perikanan 0,50%.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, BANDUNG — Turunnya indeks harga diterima petani (It) yang lebih tinggi dibanding penurunan indeks harga dibayar petani (ib) sebabkan nilai tukar petani (NTP) Mei 2025 turun 0,14%.

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Darwis Siturus mengatakan NTP Mei 2025 sebesar 111,87 turun dibandingkan April 2025 yang sebesar 112,03. Penurunan NTP terjadi pada subsektor hortikultura 3,53%, dan subsektor perikanan 0,50%.

“Pada subsektor perikanan ini sektor nelayan mengalami kenaikan 0,30%, namun sektor pembudidaya ikan turun 0,80%”, terang Darwis, dalam Berita Resmi Statistik (BRS), di Kantor BPS Jabar, Senin (2/2/2025).

Ia menjelaskan, komoditas yang menyebabkan indeks harga diterima petani (It) adalah cabai rawit, cabai merah, bawang merah. Sementara komoditas yang menyebabkan turunnya indeks harga dibayar petani (Ib) adalah cabai rawit, bawang merah dan daging ayam ras.

Sejalan dengan NTP, Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) juga alami penurunan sebesar 0,48%. Indeks harga diterima petani (It) turun sebesar 0,35%, sedangkan Indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesat 0,13%.

“Komoditas penyebab indeks harga diterima petani pada NTUP turun adalah cabai rawit, cabai merah dan bawang merah. Sedangkan komoditas yang menyebabkan BPPBM naik adalah bibit ayam ras, bibit sapi dan upah mencangkul”, terang Darwis.

Sementara itu rata-rata harga beras di penggilingan Mei 2025 alami kenaikan sebesar 0,46% secara month to month dan naik 6,02% secara year on year. Kenaikan ini terjadi pada beras premium dan beras medium baik secara mont to month maupun secara year on year.

Rata-rata harga beras di penggilingan sebesar Rp12.948, dengan harga rata-rata beras premium sebesar Rp13.146 dan beras medium sebesar Rp12.747. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper