Bisnis.com, CIREBON - Kementerian Sosial (Kemensos) menyalurkan bantuan senilai Rp347 juta kepada 21 keluarga korban bencana longsor di area tambang Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon.
Bantuan tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono saat meninjau lokasi Gunung Kuda di Kecamatan Dukupuntang, Selasa (3/6/2025).
Agus menegaskan, bantuan senilai Rp347 juta ini terdiri dari santunan untuk korban meninggal dan korban luka, serta bantuan logistik berupa sembako dan kebutuhan dasar lainnya.
"Tali asih kepada keluarga korban akan segera kami salurkan. Selain itu Kemensos juga mendirikan dapur umum dan mengirimkan bantuan sembako untuk mendukung kebutuhan harian warga yang terdampak,” kata Agus
Agus memastikan, pemerintah juga memastikan upaya pencarian terhadap empat korban yang masih hilang terus dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari BASARNAS, TNI-Polri, Tagana, relawan, serta instansi terkait lainnya.
Kolaborasi dengan pihak swasta seperti PT Indocement juga terus digalakkan sebagai bagian dari tanggap darurat bencana.
Baca Juga
"Pemerintah daerah telah menetapkan status tanggap darurat selama 7 hari, terhitung mulai tanggal 31 Mei hingga 6 Juni 2025. Dalam masa ini, berbagai dukungan dari pemerintah pusat dan daerah terus disalurkan," ujar Agus.
Menanggapi pertanyaan terkait jaminan sosial bagi para korban, Agus menegaskan seluruh korban akan diberikan perhatian, meskipun sebagian besar tidak memiliki BPJS. Pemerintah akan melakukan asesmen pasca-tanggap darurat untuk menentukan kelayakan penerima bantuan lanjutan.
“Untuk sementara ini, fokus kami adalah memastikan para korban dan keluarga mendapatkan dukungan moral dan logistik. Terkait jaminan sosial seperti BPJS dan bantuan sosial lainnya, akan kita evaluasi dan proses setelah masa tanggap darurat selesai,” tegas Agus.
Hingga Selasa (2/6/2025) sore, sebanyak 21 korban telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, sementara 4 orang lainnya masih dinyatakan hilang dan dalam proses pencarian intensif.
Adapun empat korban yang masih dalam pencarian yakni Muniah (45 tahun), warga Desa Cikeduk, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon; Heri Santono alias Tono bin Sardiman (60 tahun), warga Blok Gambir RT 004 RW 009 Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang;
Kemudian, Dedi Setiadi (47 tahun), warga Desa Cikalahang, Kecamatan Dukupuntang; dan Nurhakiman (51 tahun), warga Desa Girinata, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon.
Sementara itu, korban yang telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia adalah Andri (41), Sukadi (48), Sunari (47), Sukendra (7), Dendi Hirnawan (40), Sarwah (36), Rusyaya (48), Rion Firmansyah (18), Rino Ahmad (28), Ikad Budiasro (47), Tini (46), Wastoni Hamzah (25), Warasih (45), Suparta (42), Surani Darya (47), Satria bin Jumiar (44), Sundari (30), Nalo Sanjaya (53), Wahyu Galih (26), Sudiono (51), dan Puji Siswanto (50).
Para korban berasal dari berbagai wilayah di Kabupaten Cirebon dan sekitarnya, termasuk dari Bandung, Kuningan, Indramayu, dan Majalengka.
Peristiwa tragis terjadi di area tambang batu alam Gunung Kuda pada Jumat (30/5/2025) sekira pukul 10.00 WIB, tebing tambang tiba-tiba runtuh, menimbun para pekerja yang tengah menjalankan aktivitas penambangan.
Musibah ini terjadi di kawasan dengan kontur lereng sangat curam dan kondisi geologis yang rapuh akibat proses pelapukan. Aktivitas penambangan diketahui menggunakan teknik yang memperlemah struktur lereng, memperparah risiko bencana.
Pemerintah provinsi segera mengambil langkah tegas dengan menutup tambang secara permanen dan mencabut seluruh izin operasional. Polisi menetapkan dua orang sebagai tersangka, yaitu pengelola koperasi dan kepala teknik tambang, atas dugaan kelalaian yang menyebabkan jatuhnya korban.