Bisnis.com, BANDUNG — Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Muhammad Nur menjelaskan pentingnya menjaga stabilitas dan daya beli masyarakat Jawa Barat.
Nur menekankan pentingnya inflasi yang terkendali karena mencerminkan stabilitas ekonomi dan terjaganya daya beli masyarakat, sehingga menjadi fondasi kuat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Berkat berbagai upaya sinergi pengendalian yang telah dilakukan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) melalui kerangka 4K (Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif) selama ini, telah membawa pada kinerja inflasi Jawa Barat yang terjaga di kisaran sasaran 2,5% ±1%.
Meski demikian, ia menilai perlu adanya penguatan kemandirian pangan melalui penyederhanaan rantai distribusi, pemenuhan kebutuhan pupuk hingga penyediaan bibit unggul yang terjangkau dan berkualitas.
“Pasalnya, komoditas pangan penting untuk dijaga stabilitas harganya karena menyangkut daya beli masyarakat,” ungkapnya.
Untuk itu, Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menggelar Pasamoan Agung, atau High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TPID - TP2DD) tahun 2025, di Kabupaten Karawang, kemarin.
Baca Juga
“Sinergi ini diharapkan dapat menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga meningkatkan kesejahteraan dan daya beli masyarakat Jawa Barat. Semua langkah ini sejalan dengan visi mewujudkan Jabar Istimewa serta mendukung Asta Cita pemerintah Republik Indonesia,” ungkapnya.
Nur, mengatakan bahwa Pasamoan Agung merupakan forum strategis kolaboratif bagi Bank Indonesia bersama pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat sebagai bagian dari TPID dan TP2DD untuk semakin memperkuat strategi pengendalian inflasi dan perluasan serta percepatan digitalisasi.
Di sisi lain, digitalisasi juga kata dia menjadi salah satu langkah strategis utama Bank Indonesia dalam mendukung efektivitas belanja pemerintah daerah, meningkatkan transparansi, dan mendorong inklusi keuangan.
Bank Indonesia mendorong pemerintah daerah untuk terus memperluas elektronifikasi transaksi, sebagai wujud nyata efisiensi birokrasi dan peningkatan kualitas layanan publik.
TP2DD menjadi motor penggeraknya, dengan dukungan penuh dari kepala daerah. Tak hanya sebatas aspek teknis, TP2DD juga berperan strategis dalam mendorong peningkatan pendapatan daerah melalui optimalisasi digitalisasi dan pengelolaan belanja yang lebh terkontrol, efisien dan tepat guna.
Jawa Barat sendiri mencatatkan prestasi membanggakan dalam ChampionshipTP2DD 2024, dengan meraih predikat TP2DD Terbaik I Tingkat Provinsi. Kota Cimahi dan Kota Bogor juga menyabet posisi terbaik II dan III di tingkat kota, serta Kabupaten Ciamis sebagai terbaik II tingkat kabupaten.
Nur berharap, pemanfaatan digitalisasi ini dapat terus dioptimalkan untuk mendukung percepatan roda pertumbuhan ekonomi, termasuk dalam mewujudkan ketahanan pangan dan stabilitas inflasi.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dalam arahannya menegaskan bahwa inflasi bukan sekadar urusan angka, melainkan menyentuh langsung kesejahteraan masyarakat.
Salah satu tantangan nyata dalam pengendalian harga saat ini berada di sektor pertanian, yang disebabkan oleh tingginya biaya produksi dan pola pertanian masyarakat yang masih menanam satu jenis tanaman (monokultur), sehingga tidak dapat menciptakan sumber penghasilan yang menjadi penopang perputaran kebutuhan ekonomi harian petani bersama keluarganya.
Dedi menambahkan, untuk mendorong kemakmuran, dibutuhkan upaya membangun kemandirian petani melalui inovasi dan efisiensi, serta mendorong keterlibatan generasi muda agar tidak hanya konsumtif, tetapi juga produktif.
“Pemerintah Jawa Barat menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama pembangunan, guna menciptakan sumber daya manusia yang mampu menggerakkan ekonomi kreatif secara berkelanjutan,” jelasnya.
Dengan didukung oleh pemanfaatan teknologi digital, berbagai aktivitas kehidupan masyarakat, termasuk pertanian dan pendidikan, akan dapat dijalankan secara lebih cepat, mudah, dan efisien.
Lebih lanjut, Dedi mengharapkan pemanfaatan teknologi digital dapat semakin dioptimalkan, dengan tanpa meniadakan praktik ekonomi konvensional yang sarat sentuhan manusia dan kearifan lokal.
Dengan mengombinasikan kekuatan tradisi dan daya ungkit teknologi, ekosistem ekonomi digital Jawa Barat akan tumbuh inklusif sekaligus tetap manusiawi.