Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Beras Melonjak, Warga Cirebon Pilih Antre Panjang daripada Pasar

Paket sembako yang dijual seharga Rp50.000 itu berisi beras medium 5 kilogram, tepung terigu 1 kilogram, minyak goreng 1 liter, dan gula pasir 1 kilogram.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, CIREBON - Ratusan warga Kabupaten Cirebon memadati halaman Kantor Kejaksaan Negeri Kabupaten Cirebon, Selasa (12/8/2025) untuk mendapatkan paket sembako murah. Antrean mulai mengular sejak pukul 07.00 WIB, meski penjualan baru dibuka pukul 09.00 WIB.

Paket sembako yang dijual seharga Rp50.000 itu berisi beras medium 5 kilogram, tepung terigu 1 kilogram, minyak goreng 1 liter, dan gula pasir 1 kilogram. Program ini menjadi buruan warga di tengah lonjakan harga beras yang terus terjadi sejak awal Agustus.

Pantauan di lapangan, antrean warga membentang hingga ke luar halaman kantor. Sebagian membawa tas belanja, karung, atau keranjang plastik. 

Beberapa lansia tampak duduk di pinggir halaman untuk beristirahat, sementara warga lain rela berdiri berjam-jam agar tidak kehilangan giliran. Suasana ramai diselingi percakapan tentang harga bahan pokok di pasar yang kian mencekik.

Menurut sejumlah warga, kenaikan harga beras menjadi alasan utama mereka datang. Di pasar tradisional Cirebon, harga beras medium yang sebelumnya berkisar Rp14.000 per kilogram kini menembus Rp15.000–Rp16.000. Sementara beras premium mencapai Rp17.000–Rp18.000 per kilogram.

Salah seorang warga, Siti Aisyah (43), mengaku sengaja datang lebih awal agar bisa mendapatkan paket sembako. 

"Kalau beli di pasar, berasnya sudah mahal sekali. Dengan harga Rp50.000, di sini dapat beras 5 kilo plus minyak, gula, dan tepung. Sangat membantu untuk kebutuhan rumah tangga,” ujarnya sambil menggendong tas belanja.

Siti mengatakan, lonjakan harga beras membuat pengeluaran bulanan keluarganya naik signifikan. Suaminya yang bekerja sebagai buruh harian lepas tidak memiliki penghasilan tetap, sehingga program sembako murah menjadi penopang. 

"Kalau bisa, kegiatan seperti ini sering diadakan, minimal dua kali sebulan,” harapnya.

Warga lainnya, Supriatna (56), warga Kecamatan Plumbon, menilai kegiatan ini bukan hanya meringankan beban ekonomi, tetapi juga menumbuhkan rasa kebersamaan. 

“Saya lihat semua orang saling membantu, ada yang memegangi barang bawaan lansia. Tapi memang, antriannya panjang sekali. Tadi saya sampai hampir satu jam baru dapat,” katanya.

Maman menyebut harga beras yang melonjak membuatnya harus mengurangi pembelian lauk pauk demi tetap bisa memenuhi kebutuhan pokok. 

Kepala Kejaksaan Kabupaten Cirebon, Yudhi Kurniawan mengatakan, pihaknya bersama sejumlah mitra menyalurkan ratusan paket sembako murah tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat. 

Selain untuk membantu kebutuhan harian warga, kegiatan ini juga diharapkan dapat sedikit meredam dampak inflasi bahan pangan di daerah.

Harga beras di tingkat penggilingan di wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) mengalami kenaikan pada Juli 2025. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat, rata-rata harga seluruh jenis beras, baik kualitas premium maupun medium, naik dibandingkan bulan sebelumnya.

Statistisi Madya Tim Statistik Distribusi BPS Jawa Barat, Ninik Anisah, menyatakan, kenaikan ini tidak terlepas dari menurunnya pasokan gabah pasca panen raya serta adanya tekanan biaya produksi. Hal tersebut tercermin dalam kenaikan harga beras di tingkat penggilingan.

“Pada Juli 2025, rata-rata harga beras di tingkat penggilingan di wilayah Ciayumajakuning tercatat sebesar Rp 13.463 per kilogram. Angka ini naik sebesar 2,03 persen dibandingkan bulan Juni 2025 yang sebesar Rp 13.195 per kilogram,” kata Ninik, Senin (4/8/2025).

Menurut Ninik, lonjakan harga paling tinggi tercatat pada beras kualitas premium. BPS mencatat harga rata-rata beras premium di penggilingan wilayah tersebut mencapai Rp 13.776 per kilogram pada Juli 2025. Dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar Rp 13.431 per kilogram, terjadi kenaikan sebesar 2,57 persen.

Sementara itu, untuk beras kualitas medium, rata-rata harga di tingkat penggilingan naik menjadi Rp 13.173 per kilogram. Ini berarti terjadi kenaikan sebesar 1,60 persen dibandingkan harga pada Juni 2025 yang sebesar Rp 12.965 per kilogram.

“Ini bukan hanya fenomena lokal, tapi terjadi di banyak wilayah Jawa Barat. Namun, Ciayumajakuning sebagai salah satu lumbung beras penting tetap mengalami tekanan harga karena faktor musiman,” jelas Ninik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro