Bisnis.com, BANDUNG—Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi akan mendorong sekitar 5.000 desa yang ada di Jawa Barat memiliki saham di PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (Bank BJB).
Gubernur Dedi Mulyadi mengatakan rencana tersebut akan ia jalankan manakala persoalan-persoalan di tingkat desa sudah dituntaskan. Terutama jika urusan infrastruktur desa tuntas pada 2027 mendatang.
“Saya sudah punya pemetaan seluruh infrastruktur desa itu selesai di 2027. Baik itu [jalan] kabupaten, provinsi, desa selesai 2027. 2008-2009, saya sudah ingin Pemprov itu membagi saham [BJB] kepada desa,” katanya di Bandung, Selasa (26/8/2025).
Dia mengaku mekanisme kepemilikan saham desa di BJB tengah dirumuskan pihaknya, namun gambarannya karena infrastruktur sudah selesai, maka dana bantuan keuangan provinsi ke desa dipakai untuk memiliki saham.
“Nah nanti desa itu menjadi bagian dari pemilik saham di Bank Jabar. Jadi uang yang kita distribusi ke desa itu nanti di belikan saham rencana saya begitu,” tuturnya.
KDM—panggilan akrabnya menilai jauh sebelum itu, aparat desa diminta untuk lebih peka pada persoalan sosial di lingkungan masing-masing. Kepala desa juga harus terbuka dan tanggap terhadap keluhan warga. “Problem yang muncul saat ini akibat tidak pekanya terhadap urusan masyarakat,” ujarnya.
Baca Juga
KDM menunjuk kematian bayi Raya akibat cacingan yang tidak diketahui kepala desa, padahal ayah korban rutin memijat sang kepala desa.
“Nah, sekarang masa mijitin Pak Kades setiap hari, kemudian bapaknya Raya itu kena bronkitis, istri ibunya Raya kena TBC, kok nggak sampai diobatin?” tutur KDM.
Gubernur juga menyoroti hilangnya ketokohan di tingkat desa, dimana tokoh yang ada saat ini kalah pamor dengan ketokohan jaman dulu. “Bayangin aja orang tua kita dulu bisa membuat sawah di desa-desa loh tanpa anggaran, bisa membangun jalan tanpa anggaran, bisa membuat selokan tanpa anggaran,” paparnya.
Pihaknya mengajak aparat desa untuk menghidupkan ketokohan di tingkat lokal yang bisa menjadi inspirasi pembangunan di wilayah masing-masing.