Bisnis.com, CIREBON - Pemerintah Kabupaten Cirebon menyebutkan kekerasan terhadap anak meningkat pada 2021. Pemakaian ponsel oleh anak selama pertemuan jarak jauh (PJJ) menjadi dituding sebagai biang keroknya.
Wakil Bupati Cirebon Wahyu Tjiptaningsih meminta kepada orangtua untuk mengawasi anaknya saat bermain ponsel. Komunikasi secara aktif bisa kembali dilakukan.
"Meningkatnya angka kekerasan anak, berawal dari gadget," kata Ayu di Kabupaten Cirebon, Kamis (27/1/2022).
Selama 2021, kata Wahyu, terjadi 55 kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan. Dari puluhan kejadian tersebut, sebagian besar menimpa anak-anak.
"Untuk menanganinya, bukan hanya tanggung jawab Pemda saja, tapi seluruh masyarakat," ujar Ayu.
Ketua Komnas Perlindungan Anak Cirebon Raya Siti Nuryani membenarkan terkait meningkatnya angka kekerasan anak di Cirebon.
Pembelajaran secara daring membuat banyak anak terbiasa menggunakan handphone. Berawal dari hal itulah, banyak anak-anak meniru hal yang tidak pantas ,yang dilihat melalui internet.
Bahkan Nuryani menyebutkan, dari 55 kasus kekerasan anak yang terjadi, 50 persen diantaranya, adalah kekerasan seksual. "Pelakunya adalah merupakan orang dekat. Baik itu keluarga atau orang yang dikenal," kata Nuryani.
Untuk mencegah dampak buruk dari penggunaan ponsel, pihaknya saat ini sedang melakukan program parenting untuk siswa tingkat PAUD hingga SMP.
Parenting yang dilakukan yaitu, dengan melakukan terapi agar tidak ketergantungan dengan ponsel. Selain untuk mencegah ketergantungan dengan ponsel, pihaknya juga mengedukasi siswa untuk terhindar dari melakukan hal negatif akibat Ponsel.
"Untuk mencegah dampak mengunakan ponsel dan internet, kita lakukan terapi dan edukasi untuk memanfaatkannya dengan baik," kata Nuryani.