Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bey Sidak RSHS Mulai dari Layanan Hingga Perundungan

Bey memulai sidak dari layanan gedung baru khusus Ibu dan anak yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo didampingi langsung jajaran RSHS.
Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin melakukan inspeksi mendadak (sidak) layanan kesehatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Senin (23/9/2024).
Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin melakukan inspeksi mendadak (sidak) layanan kesehatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Senin (23/9/2024).

Bisnis.com, BANDUNG--Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin melakukan inspeksi mendadak (sidak) layanan kesehatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Senin (23/9/2024).

Bey memulai sidak dari layanan gedung baru khusus Ibu dan anak yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo didampingi langsung jajaran RSHS.

Di ruangan rawat inap pasien BPJS Kelas I Bey berbincang dengan Tuti Sumiati, 43 tahun, yang sudah empat bulan menunggu anaknya dirawat karena tumor otak.

"Saya orang Banjaran Kabupaten Bandung, sudah empat bulan menunggu di RSHS anak tumor otak. Tidur di lorong gedung, tidak ada informasi soal rumah singgah," kata Tuti kepada Bey. 

Adapun Pemprov Jabar sendiri menyediakan Rumah Singgah Humanis (Rengganis) untuk keluarga para pasien rujukan yang tengah menginap di RSHS. Total ada 20 ruangan yang bisa dimanfaatkan. 

Bey kemudian turut menuju ruangan pelayanan BPJS Kelas 3. Ia melihat langsung ada beberapa keluarga pasien tidur di samping lorong tangga. 

Sri, warga Saguling, Kabupaten Bandung Barat, mengatakan, dirinya menunggu di RSHS lantaran mempermudah jika ada tindakan. 

"Saya sudah dua minggu, saudara sakit kanker tidak di rumah singgah karena kalau ada tindakan bisa cepat," katanya.

Bey mengatakan kedatangannya ke RSHS juga untuk melihat langsung kondisi rumah sakit di bawah Kementerian Kesehatan ini. Sebab, pihaknya pernah mengkritik RSHS ke Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. 

"Ini saya meninjau aktivitas RSHS karena saya termasuk yang mengkritik RSHS ke pak Menkes tapi dengan adanya salah satu layan ibu dan anak salah satu jawaban RSHS menuju ke sana baik," ujar Bey.

Menurutnya, semua layanan umum dan pasien rujukan turut ditangani di RSHS, termasuk pasien BPJS. Apalagi Presiden Jokowi sempat meminta agar rumah sakit harus memiliki gedung seperti layanan Ibu dan anak milik RSHS. 

"Tadi saya lihat ke belakang memang sudah ada pembenahan tapi perlu biaya besar, saya bilang ke Pak Dirut yang bisa dilakukan ya dilakukan. tadi karena kecil tadinya gelap sekarang terang pelayanan juga ramai tadi tidak ada menyampaikan kekecewaan," katanya. 

"Tapi kalau kamar menunggu lama yah bayangkan seluruh Jabar ke sini rujukannya memang tidak bisa secepat itu," jelasnya.

Disinggung soal rumah singgah milik Pemprov Jabar yang banyak belum diketahui pasien, Bey mendorong agar Kepala Dinas Kesehatan bisa turut memaksimalkan dan bisa membantu para pasien untuk tinggal di Rengganis, sekaligus ongkos untuk bolak balik ke RSHS. 

"Masalah seperti ini nanti akan di rumah singgah akan kerja sama dengan RSHS dan kami ada nanti di link-kan tadi juga sampaikan ke ibu Dinkes jangan hanya penginapan tapi transportasi harus gratis," kata dia. 

Menurutnya rumah singgah Rengganis ini masih aktif dan tidak terbengkalai. Kendati begitu, Bey mengakui untuk sosialisasinya masih kurang ke keluarga pasien. 

"Rumah singgah berfungsi, cuma memang kurang sosialisasi, kebersihannya juga. Cuma tadi Kadinkes bilang akan ada dibawa ke sana beberapa. Ada kabar tadi ada beberapa yang dibawa ke sana. Transportasi juga gratis. Bayangkan ada keluarga empat bulan tidur di kursi kayak gimana, badan gak sakit,? tidur di lantai beralaskan tikar," paparnya.

Di sisi lain, Bey juga meminta agar RSHS bisa menjamin tidak ada lagi kasus perundungan dan senioritas terhadap PPDS Unpad. Sebab rumah sakit dirasakannya harus memberikan pelayanan kesehatan bukan justru terdapat kasus bullying. 

"Pak Dirut tadi sudah mengeluarkan beberapa konsoler dan residen sudah tegas dan tadi sepakat juga. Aturan jaga piket hanya lima hari sekali, jadi bukan hari ini jaga besok jaga jadi lima hari sekali cukup istirahat ilmu mereka diterapkan lebih baik lagi," paparnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper