Bisnis.com, CIREBON - Kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi untuk operasional kereta api di wilayah Daerah Operasi (Daop) 3 Cirebon pada tahun 2024 ditetapkan sebesar 4.947 kiloliter (KL).
Hingga periode Januari hingga September 2024, penggunaan BBM subsidi untuk transportasi kereta api di wilayah ini telah mencapai 3.560 KL, atau sekitar 71,96% dari total kuota yang dialokasikan.
Alokasi BBM subsidi ini diberikan untuk mendukung operasional kereta api sebagai moda transportasi massal yang efisien dan ramah lingkungan, baik untuk penumpang maupun angkutan barang.
Manager Humas KAI Daop 3 Cirebon Rokhmad Makin Zainul menyatakan bahwa kuota ini menjadi bagian dari upaya pemerintah melalui Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) untuk mendukung keberlanjutan layanan transportasi publik di wilayah Jawa Barat, khususnya Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan).
Kereta api memiliki berbagai keunggulan dibandingkan moda transportasi lainnya.
"Kereta api mampu mengangkut ribuan penumpang dan puluhan ton barang dalam satu perjalanan dengan cepat, aman, dan bebas macet," kata Rokhmad, Jumat (15/11/2024).
Baca Juga
Pengalokasian BBM subsidi untuk operasional kereta api diatur berdasarkan Surat Keputusan Kepala BPH Migas Nomor 53/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2024.
Regulasi ini menjadi dasar penetapan kuota bahan bakar jenis solar untuk sarana transportasi darat, termasuk kereta api umum penumpang dan barang.
Rokhmad menjelaskan, distribusi BBM subsidi dilakukan dengan prinsip tata kelola yang baik atau good corporate governance (GCG). "KAI memastikan, penggunaan BBM subsidi ini sesuai aturan dan transparan, sehingga dapat memberikan manfaat maksimal bagi operasional kereta api yang melayani masyarakat luas," tegasnya.
Rokhmad menyebutkan, penggunaan kuota ini direncanakan dengan cermat agar dapat memenuhi kebutuhan operasional kereta api hingga akhir tahun.
"Kami terus berkoordinasi dengan BPH Migas untuk memastikan penyaluran BBM subsidi berjalan sesuai rencana dan kebutuhan operasional kereta api tetap terpenuhi," ujarnya.
Keberadaan kuota BBM subsidi tidak hanya membantu operasional kereta api, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dengan adanya subsidi, biaya operasional kereta api dapat ditekan, sehingga harga tiket tetap terjangkau bagi penumpang.
Selain itu, subsidi ini juga mendukung layanan angkutan barang yang lebih efisien, memberikan manfaat besar bagi sektor logistik dan pelaku usaha.
"Kami memahami bahwa layanan kereta api harus memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat, baik dalam hal aksesibilitas, efisiensi, maupun kenyamanan. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk memanfaatkan kuota BBM subsidi ini dengan sebaik-baiknya," kata Rokhmad.