Bisnis.com, BANDUNG—Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan pembenahan pembiayaaan untuk infrastruktur dalam APBD Perubahan 2025 yang saat ini menunggu untuk disahkan bersama DPRD.
Kepala Bappeda Jabar Dedi Mulyadi mengatakan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi memprioritaskan anggaran perubahan untuk infrastruktur jalan, ruang kelas baru, jaringan irigasi, normalisasi sungai hingga penerangan jalan umum.
“Itu masih tetap jadi fokus beliau di Perubahan 2025,” katanya, Rabu (13/8/2025).
Menurutnya rata-rata belanja infrastruktur untuk jalan mendapat penambahan Rp200 miliar-Rp300 miliar, sementara penerangan jalan umum naik Rp100 miliar, dan irigasi sebesar Rp100 miliar.
Sementara untuk ruang kelas baru, selain membangun dialokasikan juga anggaran untuk membeli lahan dengan anggaran Rp30 miliar-Rp50 miliar.
Dedi mengatakan peningkatan belanja modal ini dihasilkan dari hasil pergeseran anggaran pada APBD murni. Namun ada pula beberapa pengerjaan infrastruktur yang pendanaannya berasal dari APBN seperti pembangunan jembatan, flyover hingga jalan lingkar.
Baca Juga
“Sebenarnya banyak jembatan-jembatan yang kita dorong untuk dibantu oleh pusat ya, karena kan kapasitasnya juga mahal ya, besar sekali. Terus pusat juga sangat welcome, jadi kenapa tidak kita dorong ke pusat. Ada flyover, ada underpass, ada jalan lingkar ya, jalan lingkar juga itu kita dorong,” katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menaikan belanja modal dalam Rancangan APBD Perubahan 2025. Dari empat rencana belanja daerah, hanya belanja modal yang mengalami peningkatan.
Rencana perubahan belanja daerah diasumsikan mengalami peningkatan semula sebesar Rp31,08 triliun menjadi sebesar Rp32,23 triliun bertambah sebesar Rp1,16 triliun atau naik 3,73 %. Sementara untuk belanja operasional, mengalami pengurangan Rp268,66 miliar atau 1,33 % dari semula Rp20,16 triliun menjadi Rp19,89 triliun.
Setelah itu, belanja tidak terduga juga berkurang Rp879,74 miliar atau 76,22 % dari semula Rp15 triliun menjadi Rp274,48 miliar. Pengurangan juga terjadi pada belanja transfer Rp751,65 miliar atau 9,41 % dari semula Rp7,99 triliun menjadi Rp7,24 triliun.
Penambahan hanya ada di belanja modal dari semula Rp1,77 triliun menjadi Rp4,83 triliun atau bertambah Rp3,06 triliun.