Bisnis com, BANDUNG--Indikator perdagangan luar negeri Jawa Barat sepanjang 2024 melampaui target seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi yang positif.
"Surprise, ekspor nonmigas kita naik 3,47% pada tahun 2024, Alhamdulilah," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Noneng Komara Nengsih, Jumat (7/2/2025).
Data tersebut diperoleh dari BPS yang menyatakan bahwa ekspor nasional saja hanya tumbuh 2,29% dan Pemprov Jabar sendiri hanya menargetkan 1% mengingat kondisi fluktuasi ekonomi dunia.
Secara kumulatif, nilai ekspor Jawa Barat Januari-Desember 2024 mencapai US$37,87 miliar atau naik 3,39% dibanding periode yang sama 2023 lalu. Demikian juga ekspor Nonmigas mencapai US$37,53 miliar atau naik 3,47%.
Struktur ekspor Jawa Barat Januari-Desember 2024 didominasi oleh komoditas Hasil Industri Pengolahan sebesar 98,64%, diikuti oleh Sektor Migas sebesar 0,89%, kemudian Sektor Pertanian sebesar 0,42% serta Sektor Pertambangan & Lainnya sebesar 0,05%.
"Jawa Barat menyumbang 14,31% dari total ekspor nasional pada periode Januari-Desember 2024," katanya.
Baca Juga
Ia menyebut, saat ini kontributor utama ekspor Jawa Barat masih tetap industri pengolahan dengan komoditas ekspor terbesar adalah kendaraan dan bagiannya (21,01%), mesin dan perlengkapan elektrik (15,71%), mesin dan peralatan mekanis (8,36%), barang–barang rajutan (5,15%) dan alas kaki (4,96%).
Di sisi lain Disperindag Jabar juga memastikan target capaian indikator persentase pelaku usaha yang memperoleh pelayanan di Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA) Provinsi Jawa Barat sebesar 100%, tercapai pada Desember 2024.
"Terdapat 152 pelaku usah yang terlayani di IPSKA Provinsi Jawa Barat pada Desember 2024," katanya.
Pada Desember 2024 saja 13 IPSKA di Jawa Barat telah menerbitkan 216.044 Form SKA & DAB. Dokumen terbanyak adalah DAB GSP-EU untuk ekspor ke negara-negara di Kawasan Uni Eropa dan Form D untuk Ekspor di Kawasan Asia Tenggara.
"Secara total, penerbitan seluruh form secara year on year mengalami kenaikan sebesar 14,99%," tuturnya.
Noneng menuturkan target capaian indikator pertumbuhan nilai ekspor nonmigas dari SKA tahun 2024 ialah US$10,45 miliar. "Tercatat sampai dengan Desember 2024, nilai ekspor Jawa Barat berdasarkan pengguna form SKA (surat keterangan asal) & DAB (deklarasi asal barang) sudah melebihi target yaitu US$14,42 miliar atau 137,99% dari target," katanya.
Disperindag Jabar sendiri memiliki 3 strategi untuk meningkatkan kinerja ekspor Jawa Barat, yaitu peningkatan jejaring ekspor, promosi dan misi dagang, digitalisasi, dan peningkatan citra produk.
Penguatan jejaring perdagangan ekspor dilakukan dengan membangun forum komunitas ekspor, membangun Kerjasama internasional, perluasan akses pasar, serta penguatan informasi mengenai pasar global.
Promosi dagang berupa misi dagang dan pameran dagang internasional dengan mempromosikan produk unggulan Jawa Barat melalui penyelenggaraan pameran West Java Expo (WJX) yang pada tahun 2024 berjalan sukses.
"Dan akan kami selenggarakan kembali di tahun 2025, mengikuti beberapa agenda promosi dagang internasional serta mengikutsertakan pelaku usaha unggulan Jawa Barat dalam agenda business matching bekerjasama tentunya dengan Kementerian Perdagangan serta perwakilan dagang Indonesia di luar negeri," katanya.
Sementara itu, peningkatan digitalisasi di sektor ekspor dilakukan dengan terus mensosialisasikan dan melakukan pelayanan terhadap penerbitan surat keterangan asal dalam kegiatan ekspor ke negara yang memang sudah memiliki perjanjian dagang dengan Indonesia, informasi ekspor impor, digitalisasi kurasi untuk mengikuti promosi, digitalisasi sistem dalam kegiatan exhibition (dari kurasi sampai monitoring, hingga besaran transaksi dalam 1 hari), serta digitalisasi business matching.
"Mulai tahun 2025 kami juga memiliki strategi baru untuk meningkatkan citra produk ekspor melalui pelatihan dan pendampingan bagi pengusaha untuk melakukan ekspor yang menyangkut komoditas, kontinuitas, kualitas, dan legalitas," pungkasnya.