Bisnis.com, BANDUNG--Meski realisasi penanaman modal ke Jawa Barat terus tinggi, dampaknya ke penyerapan tenaga kerja masih belum optimal.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar Nining Yuliastiani mengakui, tingginya realisasi investasi di Jawa Barat belum selaras dengan serapan tenaga kerja.
Terbukti dari angka pengangguran di Jabar yang masih terbilang tinggi. Ini disebabkan kata dia, karena tidak semua investasi mampu menyerap tenaga kerja.
"Sebagaimana yang sudah saya sampaikan, investasi yang tinggi tentu dibarengi dengan kebutuhan tenaga kerja. Namun, tenaga kerja yang diperlukan harus memiliki kualifikasi sesuai dengan kebutuhan industri," katanya BEJA Vol. 15 ”Realisasi Investasi Jabar 2024 dan Prospek Ekonomi dalam Mendukung Investasi Jabar di Tahun 2025” di Aula Timur Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (11/2/2024).
Sejauh ini banyak industri yang masuk ke Jabar merupakan industri berbasis teknologi tinggi (high-tech) dan padat modal. Oleh karena itu, Jabar harus mempersiapkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.
Tidak hanya itu, ada faktor lain yang menyita perhatian industri, yakni karakter tenaga kerja. Karakter ini mencakup disiplin, etos kerja, serta kesiapan mental untuk bekerja di industri.
Baca Juga
"Dunia industri memiliki tuntutan yang berbeda dibandingkan dengan sektor lainnya. Oleh karena itu, kita harus menyiapkan tenaga kerja yang tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga memiliki karakter yang sesuai dengan kebutuhan industri," paparnya.
Pihaknya berharap agar tingginya investasi yang masuk di Jabar dapat diimbangi dengan SDM yang kompeten. "Kita harus menyesuaikan kurikulum pendidikan, terutama di SMK dan lembaga pelatihan kerja, agar selaras dengan kebutuhan dunia industri. Dengan adanya link and match antara pendidikan dan industri, maka tenaga kerja kita akan lebih mudah terserap," kata dia.
Sejauh ini peluang kerja yang dihasilkan dari investasi sangat menjanjikan. Rerata kata dia, setiap Rp1 triliun investasi yang masuk, mampu menyerap sekutar 1.500 tenaga kerja.
"Ini adalah angka yang cukup besar. Jika kita bisa memaksimalkan peluang ini, saya yakin tingkat pengangguran di Jawa Barat akan semakin berkurang," tandasnya.