Bisnis.com,BANDUNG--Pemegang saham pengendali meminta Bank BJB untuk fokus melakukan efisiensi dan restrukturisasi kelembagaan.
Catatan tersebut diberikan pemegang saham bank bjb dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2024, di Menara Bank Bjb, Bandung, Rabu (16/4/2025).
"Barangkali ini RUPS yang paling kritis dan catatan kritis itu justru dilakukan oleh pemegang saham mayoritas sangat besar," kata Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.
Catatan kritis pertama adalah, BJB wajib untuk melakukan restrukturisasi kelembagaan dan restrukturisasi personal.
"Restrukturisasi kelembagaan juga sudah diputuskan dalam RUPS ini di mana jajaran direksi dan komisaris lebih dirampingkan dibandingkan sebelumnya. Langkah ini juga secara otomatis membuat kondisi keuangan lebih efisien," katanya.
Restrukturisasi kelembagaan menurutnya juga sudah diputuskan dalam RUPS dimana kini hanya enam jabatan direktur utama dan lima direktur serta enam jabatan komisaris.
"Kami sudah melihat ke depan berarti ada nilai, angka, keuangan yang bisa diefisienkan menjadi penambahan modal atau peningkatan yang tidak," katanya.
Pihaknya juga memerintahkan agar direksi mengefisienkan seluruh belanja yang ada di BJB. Biaya operasionalnya harus terus diefisienkan.
"Misalnya, contoh saja, kalau dulu misalnya angka biaya promosi Bank Jabar itu mencapai angka Rp400 miliar. Hari ini saya sudah meminta di bawah Rp100 miliar," ujarnya.
Efisiensi itu kemudian diikuti penurunan angka yang lain dari biaya operasional yang jumlahnya mencapai sekitar Rp700 miliar.
"Menurut saya itu bisa tiga seperempatnya saja digunakan. Itu bisa untuk meningkatkan produktivitas. Sehingga bobotnya itu kami mengharapkan ke depan tidak di kisaran 90% tetapi di kisaran 45% sampai 50%," paparnya.
KDM, panggilan akrab Dedi Mulyadi, meminta jajaran direksi melakukan konsolidasi ke internal layanan dasar.
"Internal layanan dasar adalah melayani para ASN, Pemda Jabar dan Pemda Banten," ujar KDM.
Kemudian, emiten berkode BJBR itu diminta selektif dan hati-hati dalam ekspansi bisnis. Perseroan dinilai perlu untuk mempertimbangkan berbagai kemungkinan dengan berkaca pada pengalaman masa lalu yang telah terjadi.
Salah satunya menyangkut aksi bjb membentuk Kelompok Usaha Bank (KUB). Dedi ingin langkah tersebut dievaluasi secara menyeluruh.
"Seluruh rencana KUB atau KUB yang sudah berjalan nanti dievaluasi secara total dari sisi bisnis misalnya ada KUB dengan Banten ya nanti kita lihat dalam rencana bisnisnya kalau itu menguntungkan ya harus dilaksanakan, kalau merugikan ya jangan dilaksanakan," tegasnya.
RUPS Tahun Buku 2024 Bank Bjb memutuskan adanya perubahan jajaran komisaris dan direksi. Berikut daftarnya:
Direksi
Direktur Utama: Yusuf Saadudin
Direktur Kepatuhan: Joko Hartono Kalisman
Direktur Korporasi dan UMKM: Mulyana
Direktur Konsumer dan Ritel: Nunung Suhartini
Direktur Operasional dan Teknologi Informasi: Ayi Subarna
Direktur Keuangan: Hana Dartiwan
Baca Juga
Dewan Komisaris
Komisaris Utama Independen: Wowiek Prasantyo
Komisaris: Herman Suryatman
Komisaris: Rudie Kusmayadi
Komisaris: Tomsi Tohir
Komisaris Independen: Helmy Yahya
Komisaris Independen: Novian Herodwijanto