Bisnis.com, MAJALENGKA - Pemerintah pusat menggenjot penguatan ekosistem pendukung guna memperkuat posisi Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati sebagai simpul baru transportasi udara di barat Pulau Jawa.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menegaskan langkah strategis ini bertujuan memikat maskapai penerbangan agar menjadikan Kertajati sebagai titik awal operasi mereka.
“Kami ingin menciptakan lingkungan yang memudahkan maskapai. Jadi, tidak sekadar menyediakan bandara, tetapi seluruh pendukungnya juga harus disiapkan,” ujar Dudy dalam kunjungan kerjanya ke Majalengka, Senin (21/4/2025).
Langkah tersebut, lanjut Dudy, bukan hanya menyentuh sisi teknis seperti pemberian insentif atau kemudahan operasional, tetapi juga menyangkut kolaborasi lintas sektor.
Pemerintah menargetkan kehadiran dukungan konkret dari berbagai pihak, baik BUMN, pemerintah daerah, hingga pelaku swasta agar operasional di Kertajati bisa berkelanjutan dan efisien.
“Bandara ini tidak bisa berdiri sendiri. Ia perlu ekosistem yang solid, mulai dari akses, logistik, SDM, hingga kebijakan yang berpihak pada pertumbuhan rute dan jumlah penumpang,” kata dia.
Baca Juga
Bandara Kertajati sendiri telah menjadi solusi alternatif bagi masyarakat Jawa Barat setelah sebagian besar rute penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung, dialihkan.
Dudy menyebut, ini menjadi bagian dari peta besar transformasi konektivitas wilayah metropolitan Bandung dan sekitarnya.
“Masyarakat kini memiliki dua opsi realistis, melalui Kertajati atau Jakarta via kereta cepat. Ini adalah bentuk nyata komitmen pemerintah menghadirkan pilihan transportasi yang setara dan saling terhubung,” ujarnya.
Di tengah tantangan yang masih mengadang, terutama soal okupansi dan frekuensi penerbangan yang belum stabil, Dudy menyebut pengembangan aksesibilitas menjadi kunci.
Akses jalan tol saat ini dinilai sudah memadai, tetapi perlu didukung moda transportasi lain, terutama jaringan kereta api yang bisa menghubungkan kota-kota besar di Jabar dengan cepat.
“Ke depan, kami membuka ruang untuk membangun jalur rel langsung menuju bandara. Ini bisa mengurangi beban jalan raya dan meningkatkan kenyamanan calon penumpang,” jelasnya.
Penguatan konektivitas dan pembangunan ekosistem bandara ini, menurut Menhub, tidak hanya akan berdampak pada sektor penerbangan, tapi juga bisa menggerakkan pertumbuhan ekonomi lokal. Potensi kawasan Majalengka sebagai simpul logistik, pariwisata, hingga pusat distribusi nasional dinilai masih sangat besar.
Ia pun menyinggung pentingnya konsistensi dukungan dari pemerintah daerah dan pelaku usaha untuk menyukseskan visi jangka panjang ini. Pemerintah pusat, kata dia, tidak bisa bekerja sendiri dalam membangun kesuksesan Kertajati.
Dudy berharap, dalam dua hingga tiga tahun mendatang, Bandara Kertajati bisa melayani lebih banyak rute domestik dan internasional, serta menarik minat maskapai-maskapai baru membuka layanan reguler.
“Ini bukan hal yang mustahil. Asal kita konsisten dan serius menyiapkan segala aspek, maskapai pasti datang. Mereka hanya butuh kepastian dan kenyamanan beroperasi,” pungkasnya.
