Bisnis.com, BANDUNG--Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menilai bahwa Kawasan Metropolitan Rebana yang digadang-gadang menjadi jantung ekonomi baru Jawa Barat, belum mampu menarik investor secara signifikan.
Kawasan Rebana yang mencakup Kabupaten dan Kota Cirebon, Majalengka, Subang, Sumedang, Indramayu, serta Kuningan, diharapkan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Jawa Barat.
Namun hingga kini, nilai investasi yang masuk masih tertinggal dibandingkan kawasan industri lama seperti Bekasi, Karawang, dan Purwakarta.
"Fokus perhatian kita saat ini adalah Kawasan Rebana, dengan harapan bisa mengalami lonjakan investasi," ujar KDM dikutip Selasa (20/5/2025).
KDM menyebutkan, dari total investasi yang masuk ke Jawa Barat pada triwulan I 2025 sebesar Rp68 triliun, sebagian besar masih terserap di Kabupaten Bekasi sebesar Rp21,4 triliun, Karawang Rp15,3 triliun, Kota Bekasi Rp3,5 triliun, dan Purwakarta Rp4,97 triliun.
Sementara itu, investasi di kawasan Rebana masih relatif kecil. Kabupaten Subang tercatat menerima Rp2,39 triliun, Kabupaten Cirebon Rp878,31 miliar, Kabupaten Majalengka Rp699,57 miliar, Kabupaten Indramayu Rp362,33 miliar, Kota Cirebon Rp252,46 miliar, dan Kabupaten Kuningan Rp67,54 miliar.
Baca Juga
KDM mengungkapkan sejumlah penyebab belum optimalnya investasi di Kawasan Rebana. Mulai dari konektivitas infrastruktur yang belum terbangun secara merata hingga kesiapan sumber daya manusia yang masih kurang.
"Pertama, konektivitas infrastruktur belum memadai. Kedua, sarana dan prasarana seperti jaringan air bersih juga masih terbatas," jelasnya.
Ia menambahkan, penting bagi pemerintah untuk memastikan masyarakat benar-benar merasakan dampak positif dari investasi yang masuk.
Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia perlu diselaraskan dengan kebutuhan industri.
"Harus ada link and match antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Jangan sampai anak SMK belajar tiga tahun, tapi saat lulus masih harus kursus lagi agar bisa diterima industri," katanya.
Lebih lanjut, KDM juga mengimbau agar daerah di Kawasan Rebana yang memiliki potensi kawasan hijau tidak terburu-buru mengembangkan kawasan industri.
Menurutnya, investasi tidak selalu harus berbentuk industri manufaktur. Sektor pariwisata, industri kreatif, dan pertanian juga memiliki potensi besar.
"Hotel dan rumah makan memberikan manfaat langsung lewat pajak daerah. Industri pariwisata juga mendukung ekosistem ekonomi lokal. Saat akhir pekan, para pekerja butuh hiburan, kuliner, dan itu semua bisa menjadi penggerak ekonomi," ujarnya.
Di sektor pertanian, KDM menyebut Jawa Barat relatif stabil berkat dukungan cuaca dan kebijakan pemerintah, seperti penyaluran pupuk dan penguatan ekosistem pertanian.