Bisnis.com, KUNINGAN - Kabupaten Kuningan menegaskan arah pembangunan wilayahnya dengan menjadikan diri sebagai kawasan konservasi yang strategis di tengah geliat pertumbuhan ekonomi kawasan Metropolitan Rebana.
Bupati Kuningan Dian Rachmat Yanuar mengatakan meskipun Rebana diposisikan sebagai motor pertumbuhan ekonomi baru Jawa Barat, keberlanjutan lingkungan tidak boleh diabaikan.
“Kami mengambil posisi sebagai penyeimbang, bukan hanya mengejar pertumbuhan, tapi juga menjaga keberlanjutan,” ujar Dian di Kabupaten Kuningan, Kamis (22/5/2025).
Dian mengatakan kawasan Metropolitan Reban yang meliputi Cirebon, Subang, Indramayu, Majalengka, Sumedang, dan sekitarnya didorong sebagai zona ekonomi baru oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Namun, Kabupaten Kuningan mengambil pendekatan berbeda. Alih-alih memburu investasi industri berat, pemerintah daerah setempat memilih memperkuat identitasnya sebagai wilayah konservasi sekaligus kawasan agraria dan pariwisata berkelanjutan.
“Kami ingin Rebana tidak hanya menjadi simbol pertumbuhan, tetapi juga etalase keseimbangan antara ekonomi dan ekologi. Di sinilah peran Kuningan menjadi penting,” kata Dian.
Baca Juga
Keputusan ini tidak hanya sebatas retorika. Pemerintah Kabupaten Kuningan secara tegas menetapkan dua sektor prioritas: pertanian berkelanjutan dan pariwisata berbasis konservasi. Keduanya dipandang sejalan dengan karakteristik geografis dan budaya lokal.
Sektor pertanian masih menjadi andalan utama di Kuningan. Namun kini, pendekatannya lebih selektif dan berorientasi pada praktik hijau. Pemerintah membuka peluang investasi, tetapi dengan syarat ketat: harus ramah lingkungan.
“Kami tidak menutup pintu bagi investor, tapi kami ingin mereka membawa nilai tambah, bukan justru merusak struktur ekologis yang telah kami rawat puluhan tahun,” tegas Dian..
Dian mencontohkan keberhasilan produk kopi lokal bernama Kopi Destana, yang beberapa waktu lalu berhasil menembus ajang internasional Festival World of Coffee Jakarta.
Capaian ini dinilai sebagai bukti kalau sektor pertanian berbasis kearifan lokal mampu berkompetisi di kancah global tanpa harus menanggalkan prinsip keberlanjutan. “Kopi Destana bukan hanya produk, tapi simbol bahwa usaha kecil di sektor agribisnis bisa maju jika dikelola dengan visi yang benar,” jelasnya.
Selain pertanian, sektor pariwisata alam menjadi andalan lain yang kini diperkuat Pemerintah Kabupaten Kuningan. Salah satu yang mendapat perhatian khusus adalah Kebun Raya Kuningan, kawasan seluas 174 hektare yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi, namun selama ini belum dimanfaatkan optimal.
“Kebun Raya Kuningan kami pandang bukan hanya sebagai ruang wisata, tapi sebagai pusat edukasi konservasi yang bisa mendorong ekonomi masyarakat sekitar,” ujar Dian.
Konsep yang diusung adalah ekowisata komunitas, di mana masyarakat sekitar dilibatkan sebagai pelaku utama pengelolaan. Dengan model ini, pemerintah berharap nilai ekonomi tidak hanya berhenti di angka kunjungan wisata, tetapi juga menyentuh kesejahteraan warga.