Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dana Hibah Jorjoran Pernah Bikin Pemprov Jabar Terjerat Utang BPJS

Tata kelola keuangan Pemprov Jawa Barat dinilai lebih mendahulukan pembagian dana hibah ketimbang memprioritaskan anggaran untuk kepentingan masyarakat.
Uang lembar pecahan Rp100.000 dan Rp50.000. / Bloomberg-Brent Lewin
Uang lembar pecahan Rp100.000 dan Rp50.000. / Bloomberg-Brent Lewin

Bisnis.com, BANDUNG—Tata kelola keuangan Pemprov Jawa Barat dinilai lebih mendahulukan pembagian dana hibah ketimbang memprioritaskan anggaran untuk kepentingan masyarakat.

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mengungkapkan, dulu Pemprov Jabar pernah punya tunggakan BPJS Kesehatan hingga Rp300 miliar ke kabupaten/kota, tapi jor-joran dalam memberikan dana hibah. 

Tak hanya BPJS Kesehatan, Pemprov juga terbebani dengan biaya operasional Bandara Kertajati setiap tahun yang mencapai Rp 60 miliar.

"Oh bukan nungguk utang, Pemprov Jabar punya kewajiban hampir Rp60 miliar dalam setiap tahun, untuk biayanya operasional Kertajati. Ya berat," katanya, dikutip Rabu (12/6/2025).

Bahkan, Pemprov Jabar pernah punya tunggakan utang  BPJS kesehatan sekitar Rp300 miliar terhadap kabupaten/kota."Nah, itu terjadi tahun anggaran sebelum saya pimpin. Makanya tadi saya komplain ke temen-temen Bappeda, Kepala Dinas Kesehatan," ucapnya.

Menurutnya, tunggakan utang BPJS tersebut seharusnya tidak perlu terjadi, karena APBD Jabar terbilang cukup untuk membiayainya, namun yang diprioritaskan teryata pembagian hibah.

“Kenapa sih dulu ketika kita punya uang fiskal yang sangat cukup, (tapi) lebih banyak hibah dibanding bayar kewajiban pemerintah (ke) BPJS. Kan ini rawan, kalau kabupatennya tidak bayar, itu bisa stop pelayanannya," kata Dedi.

Ke depan, kewajiban belanja Pemprov Jabar akan menjadi prioritas utama. Sedangkan mengenai dana hibah, baru akan dialokasikan setelah semua rampung.

"Padahal kewajiban pemerintah itu lebih utama dibanding belanja hibah," tandasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper