Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Cirebon Kembali Pacu UMKM Naik Kelas Lewat CEF 2025

Dengan semangat kolaboratif, CEF 2025 mengintegrasikan tiga pilar utama pembangunan ekonomi modern: kreativitas, ekologi, dan teknologi.
Ciayumajakuning Entrepreneur Festival (CEF), sebuah ajang ekonomi tahunan yang kini memasuki tahun ke-10.
Ciayumajakuning Entrepreneur Festival (CEF), sebuah ajang ekonomi tahunan yang kini memasuki tahun ke-10.

Bisnis.com, KUNINGAN- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Cirebon kembali menggelar Ciayumajakuning Entrepreneur Festival (CEF), sebuah ajang ekonomi tahunan yang kini memasuki tahun ke-10. 

Digelar pada di Taman Pandapa Paramarta, Kabupaten Kuningan, Jumat (20/6/2025) hingga Minggu (22/6/2025), CEF tidak hanya menjadi panggung promosi bagi ribuan pelaku UMKM dari Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning), tetapi juga mencerminkan arah baru pembangunan ekonomi daerah: berbasis digital, ramah lingkungan, inklusif, dan mengakar pada nilai budaya lokal.

Pelaksana Tugas Kepala Perwakilan BI Cirebon Kiptiah Riyanti mengatakan dalam kurun satu dekade, CEF telah melibatkan lebih dari 2.000 UMKM, dengan kunjungan mencapai puluhan ribu orang setiap tahunnya.

Bukan sekadar festival dagang, kata Kiptiah, CEF juga menjadi ruang sinergi dan pembelajaran, mempertemukan pelaku usaha kecil dengan berbagai pemangku kepentingan ekonomi. 

"Di dalamnya tercakup pelatihan ekspor, literasi digital, forum investasi, konsultasi keuangan, hingga pertunjukan seni dan edukasi pangan," kata Kiptiah, Rabu (18/6/2025).

Ia menyebut, CEF tahun ini menjadi bagian dari strategi besar memperkuat perekonomian lokal pascapandemi dan dalam menghadapi tantangan global. 

"UMKM adalah motor utama ekonomi nasional dan daerah. CEF merupakan wujud komitmen kami untuk mendukung sektor ini melalui pendekatan yang digital, hijau, dan berkelanjutan,” ungkapnya.

Dalam CEF 2025, Bank Indonesia kembali menegaskan perannya sebagai penggerak utama transformasi sistem pembayaran di level UMKM. Inisiatif seperti perluasan penggunaan QRIS, percepatan digitalisasi transaksi, serta peningkatan inklusi keuangan menjadi bagian penting dari festival ini. 

Pendampingan terhadap pelaku usaha dilakukan menyeluruh, mulai dari proses produksi, pemasaran, hingga masuk ke jaringan ekspor global.

Mengusung tema “Merayakan Budaya, Melestarikan Alam”, CEF akan menjadi cerminan pendekatan ekonomi baru yang tidak hanya mengejar pertumbuhan, tapi juga memperhatikan daya dukung lingkungan dan kekayaan budaya lokal. 

"Dalam praktiknya, pendekatan ini diterapkan melalui promosi produk ramah lingkungan, edukasi pengelolaan sampah usaha, hingga penggunaan bahan baku lokal yang berkelanjutan," katanya.

Menariknya, salah satu inovasi CEF 2025 adalah menggandeng Polres Kuningan dalam acara Bhayangkara Linggar Run yang digelar pada 21 Juni. Kolaborasi ini menjadi jembatan antara kewirausahaan, olahraga, dan pariwisata, yang diharapkan menciptakan multiplier effect bagi perekonomian lokal—terutama di sektor akomodasi, transportasi, dan kuliner.

Bupati Kuningan Dian Rachmat Yanuar mengatakan CEF bukan sekadar festival, tetapi telah menjadi motor penggerak kolaborasi lintas sektor.

"Ini momentum bagi semua pihak, baik pemerintah daerah, dunia usaha, hingga masyarakat, untuk memperkuat peran UMKM sebagai sumbu pertumbuhan ekonomi daerah,” ujarnya.

Dengan semangat kolaboratif, CEF 2025 mengintegrasikan tiga pilar utama pembangunan ekonomi modern: kreativitas, ekologi, dan teknologi.

Festival ini dirancang agar tak hanya mendorong transaksi ekonomi, tetapi juga mengedukasi publik tentang pentingnya inovasi usaha berbasis teknologi finansial dan tanggung jawab sosial lingkungan.

Selama tiga hari pelaksanaan, pengunjung akan disuguhi ragam kegiatan yang sarat nilai edukatif dan rekreatif. Di antaranya, talkshow seputar keuangan digital, demo memasak dalam program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), serta berbagai pagelaran budaya dari daerah Ciayumajakuning. 

Semua ini dirancang untuk menghadirkan pengalaman menyeluruh yang melampaui sekadar aktivitas jual beli.

Tak hanya pelaku UMKM yang mendapat panggung, CEF juga menjadi ruang bagi kalangan muda dan pelajar untuk mengenal dunia usaha sejak dini. Program literasi keuangan dan digital ditargetkan menyasar generasi muda agar lebih siap menghadapi lanskap ekonomi masa depan yang serba terkoneksi dan berbasis inovasi.

Bank Indonesia berharap, kehadiran CEF dapat menjadi katalisator transformasi ekonomi lokal menjadi lebih tangguh, adaptif, dan kompetitif. Penerapan prinsip inklusif dan digital dalam festival ini diharapkan dapat mempercepat integrasi UMKM ke dalam ekosistem ekonomi nasional maupun global.

Seiring bertambahnya usia festival ini, CEF tidak hanya dikenal sebagai ajang pameran dagang, tetapi juga sebagai barometer kemajuan UMKM di Ciayumajakuning. 

"Festival ini berhasil menempatkan pelaku usaha kecil bukan hanya sebagai penerima manfaat pembangunan, melainkan sebagai subjek aktif yang mendorong pertumbuhan, membuka lapangan kerja, dan memperkuat daya tahan ekonomi lokal," ujar Kiptiah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper