Bisnis.com, GARUT - Pemerintah Kabupaten Garut berencana melakukan pengadaan kendaraan air jenis jet ski serta kendaraan darat all terrain vehicle (ATV) yang akan difungsikan sebagai alat pendukung patroli dan penyelamatan di area wisata laut pantai selatan.
Bupati Garut Abdusy Syakur Amin mengatakan, alat tersebut diharapkan bisa mempercepat proses evakuasi korban serta penyampaian peringatan dini kepada pengunjung, khususnya di zona-zona pantai yang dikenal berisiko tinggi.
"Jet ski dan ATV akan menjadi alat bantu penting untuk menunjang kerja tim penyelamat. Jumlahnya masih menyesuaikan kondisi anggaran. Tapi untuk tahap awal, minimal masing-masing satu unit kami siapkan," kata Syakur, Selasa (8/7/2025).
Wilayah selatan Kabupaten Garut dikenal memiliki sejumlah destinasi pantai unggulan seperti Pantai Santolo, Rancabuaya, dan Sayang Heulang. Kawasan ini selalu ramai dikunjungi wisatawan, terutama saat libur akhir pekan atau musim panjang.
Namun, kepadatan pengunjung tidak selalu sebanding dengan kesiapan pengamanan di lapangan.
Menurut Syakur, hingga saat ini masih terdapat pantai-pantai yang belum memiliki petugas penyelamat dari Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista). Kondisi ini membuat upaya penyelamatan maupun penyampaian peringatan bahaya menjadi tidak maksimal.
Baca Juga
"Petugas di lapangan sering kali hanya bisa teriak-teriak untuk mengingatkan wisatawan agar menjauh dari zona berbahaya. Tapi itu tidak efektif, apalagi saat ramai, suara mereka tidak terdengar,” jelas Syakur.
Syakur menyebutkan, pemanfaatan jet ski akan sangat membantu dalam menjangkau lokasi laut yang berbahaya secara cepat, khususnya ketika terjadi kecelakaan air.
Sedangkan ATV akan difungsikan untuk patroli di sepanjang garis pantai, mengingat beberapa titik tidak bisa diakses kendaraan konvensional.
“Kita perlu hadir dengan respons cepat. Jet ski memungkinkan petugas langsung ke titik rawan untuk memperingatkan atau menyelamatkan. ATV bisa menjangkau jalur-jalur pasir pantai yang panjang,” ujarnya.
Selama ini, menurutnya, Pemkab Garut hanya mengandalkan sistem peringatan visual berupa bendera merah atau kuning yang dipasang di titik-titik berisiko. Sayangnya, beberapa pengunjung kerap memindahkan tanda bahaya tersebut, sehingga memperbesar risiko terjadinya kecelakaan laut.
Lebih dari sekadar mendatangkan jumlah wisatawan, Pemkab Garut ingin memastikan bahwa kegiatan wisata berlangsung dengan prinsip keselamatan sebagai prioritas utama.
Oleh karena itu, selain penyediaan alat penyelamat, penguatan sumber daya manusia juga akan dilakukan melalui pelatihan petugas Balawista secara berkala.
"Kami ingin pariwisata menjadi kebanggaan daerah, tapi juga aman dan ramah bagi siapa pun. Kalau masih ada korban setiap musim liburan, itu berarti sistem belum bekerja baik," ungkap Syakur.
Di samping peralatan dan personel, Syakur juga menggarisbawahi pentingnya pendekatan edukatif kepada para pengunjung. Ia berharap ke depan akan ada sinergi antara pemerintah, pelaku wisata, dan masyarakat sekitar pantai untuk bersama-sama membentuk budaya keselamatan.
“Jet ski dan ATV hanyalah alat bantu. Tapi jika masyarakat dan wisatawan tidak sadar akan keselamatan, maka alat secanggih apa pun akan percuma,” pungkasnya.