Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Beras di Ciayumajakuning Naik, BPS: Tekanan Pasokan dan Musim Panen Berakhir

Lonjakan harga paling tinggi tercatat pada beras kualitas premium, dengan harga rata-rata di penggilingan wilayah Ciayumajakuning mencapai Rp13.776 per kg.
Pedagang menata beras di salah satu agen beras di Tangerang Selatan, Banten. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pedagang menata beras di salah satu agen beras di Tangerang Selatan, Banten. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, CIREBON - Harga beras di tingkat penggilingan di wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) mengalami kenaikan pada Juli 2025.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat, rata-rata harga seluruh jenis beras, baik kualitas premium maupun medium, naik dibandingkan bulan sebelumnya.

Statistisi Madya Tim Statistik Distribusi BPS Jawa Barat Ninik Anisah menyatakan kenaikan ini tidak terlepas dari menurunnya pasokan gabah pasca panen raya serta adanya tekanan biaya produksi. Hal tersebut tercermin dalam kenaikan harga beras di tingkat penggilingan.

“Pada Juli 2025, rata-rata harga beras di tingkat penggilingan di wilayah Ciayumajakuning tercatat sebesar Rp13.463 per kilogram. Angka ini naik sebesar 2,03 persen dibandingkan bulan Juni 2025 yang sebesar Rp13.195 per kilogram,” kata Ninik, Senin (4/8/2025).

Menurut Ninik, lonjakan harga paling tinggi tercatat pada beras kualitas premium. BPS mencatat harga rata-rata beras premium di penggilingan wilayah tersebut mencapai Rp13.776 per kilogram pada Juli 2025. Dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar Rp13.431 per kilogram, terjadi kenaikan sebesar 2,57%.

Sementara itu, untuk beras kualitas medium, rata-rata harga di tingkat penggilingan naik menjadi Rp13.173 per kilogram. Ini berarti terjadi kenaikan sebesar 1,60% dibandingkan harga pada Juni 2025 yang sebesar Rp12.965 per kilogram.

“Ini bukan hanya fenomena lokal, tapi terjadi di banyak wilayah Jawa Barat. Namun, Ciayumajakuning sebagai salah satu lumbung beras penting tetap mengalami tekanan harga karena faktor musiman,” jelas Ninik.

BPS Jawa Barat mencatat beberapa penyebab utama kenaikan harga beras di wilayah Ciayumajakuning. Salah satunya adalah berakhirnya masa panen raya, yang menyebabkan pasokan gabah dari petani ke penggilingan mulai berkurang.

“Setelah panen raya Maret–Mei, pasokan gabah mulai terbatas. Hal ini mengurangi kapasitas produksi beras di penggilingan, sehingga harga naik,” ujar Ninik.

Di sisi lain, biaya produksi beras juga mengalami peningkatan dalam beberapa bulan terakhir, termasuk harga pupuk, upah tenaga kerja, dan biaya transportasi. 

Tekanan pada biaya logistik, terutama untuk pengangkutan dari pedesaan ke pasar penggilingan, turut menambah beban produsen beras.

“Distribusi beras dari penggilingan ke pasar konsumen juga bisa terdampak gangguan cuaca. Ini menambah risiko harga terus naik, terutama jika tidak ada intervensi pasar dari pemerintah,” kata Ninik.

Kenaikan harga di tingkat penggilingan diperkirakan akan memengaruhi harga eceran beras di pasar tradisional maupun ritel modern di wilayah Ciayumajakuning. 

BPS menyebut, harga beras memiliki kontribusi besar terhadap inflasi, mengingat komoditas ini menjadi kebutuhan pokok masyarakat.

“Jika harga beras terus naik di penggilingan, maka dalam satu hingga dua pekan biasanya harga eceran di pasar juga akan ikut terkerek. Ini akan berkontribusi pada inflasi di kelompok makanan, minuman, dan tembakau,” jelas Ninik.

Dalam kondisi ini, masyarakat berpenghasilan rendah menjadi kelompok paling rentan, karena beras menyumbang porsi terbesar dalam belanja rumah tangga mereka.

Ninik menambahkan, pemerintah memiliki peran strategis dalam menjaga stabilitas harga beras, terutama melalui intervensi pasar dan distribusi cadangan beras pemerintah (CBP). Dalam beberapa kasus, operasi pasar dapat membantu menahan lonjakan harga, terutama saat terjadi gejolak pasokan.

“Bulog sebagai lembaga pengelola cadangan beras nasional harus proaktif. Distribusi CBP ke pasar ritel dan tradisional bisa menjadi bantalan untuk mencegah harga beras di konsumen naik terlalu tinggi,” tegasnya.

Selain itu, BPS juga mendorong pemerintah daerah untuk memperkuat koordinasi dengan penggilingan dan petani agar harga tetap stabil, khususnya menjelang akhir tahun ketika permintaan biasanya meningkat.

“Kami mengimbau pemerintah daerah di Ciayumajakuning memonitor stok beras secara aktif dan mendukung distribusi logistik pangan agar lancar. Ini penting untuk menstabilkan harga di pasar,” tandas Ninik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro