Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemarau Basah Tekan Produksi Garam Cirebon, Pemerintah Mainkan Jurus Geomembran

Kemarau basah mengancam produksi garam Cirebon. DKPP terapkan teknologi geomembran untuk menjaga produktivitas dan kualitas garam di tengah cuaca tak menentu.
Pekerja tampak beraktivitas di sentra produksi PT Garam (Persero) /Dok. PT Garam
Pekerja tampak beraktivitas di sentra produksi PT Garam (Persero) /Dok. PT Garam
Ringkasan Berita
  • DKPP Cirebon menerapkan teknologi geomembran pada tambak garam untuk menjaga produktivitas di tengah kemarau basah yang mengganggu proses kristalisasi garam.
  • Curah hujan yang tinggi menyebabkan banyak petani garam kehilangan siklus panen, menurunkan kualitas garam, dan menjualnya dengan harga rendah di pasar tradisional.
  • Pemerintah daerah menyiapkan skema pendampingan dan edukasi cuaca untuk meningkatkan ketahanan petani garam menghadapi perubahan iklim dan meningkatkan daya saing produksi.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, CIREBON - Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) akan menerapkan teknologi geomembran pada tambak garam sebagai langkah menjaga produktivitas di tengah kondisi kemarau basah. 

Kebijakan ini ditempuh menyusul gangguan serius yang dialami para petani akibat curah hujan yang masih tinggi meski memasuki musim kemarau.

Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Pengolahan dan Pengawasan DKPP Kabupaten Cirebon, Ahmad Baihaqi, mengatakan teknologi geomembran diharapkan mampu membantu petambak tetap memproduksi garam dalam cuaca yang tidak menentu. 

Menurutnya, produksi garam rakyat sangat bergantung pada proses penguapan air laut di tambak, sehingga curah hujan berlebih membuat kristalisasi tidak maksimal dan menyebabkan kerugian.

“Musim kemarau seharusnya menjadi masa panen garam. Namun dengan fenomena kemarau basah, air laut yang sudah diendapkan kembali encer akibat hujan sehingga gagal membentuk kristal,” ujarnya, Rabu (27/8/2025).

Ia menuturkan, banyak petani kehilangan siklus panen. Tambak yang biasanya menghasilkan garam dalam 10 hingga 15 hari justru kosong, hanya menyisakan kerugian. Selain kuantitas yang menurun, kualitas garam juga terpengaruh. Kristal yang tercampur air hujan menjadi kusam, basah, mudah hancur, dan tidak memenuhi standar industri.

“Dalam kondisi seperti ini, sebagian besar garam hanya bisa dijual dengan harga rendah di pasar tradisional. Petani sulit menutupi biaya produksi, bahkan ada yang tidak mampu menyiapkan modal untuk musim berikutnya,” kata Baihaqi.

DKPP menilai kondisi tersebut menunjukkan rapuhnya sektor garam rakyat dalam menghadapi perubahan iklim. Sebagian besar petani masih menggunakan metode tradisional dan sangat bergantung pada kondisi alam. 

Karena itu, pemerintah daerah tengah menyiapkan skema pendampingan, termasuk penyediaan penutup tambak serta geomembran, agar petambak bisa lebih tangguh.

“Upaya ini akan kami koordinasikan dengan pemerintah provinsi dan kementerian terkait agar mendapat dukungan anggaran. Harapannya bukan hanya bantuan sesaat, tetapi juga pembekalan teknologi yang membuat produksi garam rakyat lebih berdaya saing,” jelasnya.

Selain teknologi, DKPP juga mendorong penguatan sistem informasi cuaca dan pelatihan membaca tren iklim jangka pendek. Edukasi ini dinilai penting agar petani bisa mengambil keputusan cepat saat hujan mendadak turun di musim kemarau.

Baihaqi mengimbau para petambak untuk tetap waspada dengan kondisi cuaca beberapa bulan ke depan. Ia menyarankan siklus produksi diperpendek agar risiko kerugian bisa ditekan.

“Kalau hujan masih terus terjadi, petambak sebaiknya realistis dalam menargetkan panen dan tidak memaksakan produksi di saat kondisi tidak memungkinkan,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro